Hablum Minannas secara bahasa maknanya Hubungan antar sesama Manusia yang di tunjukkan melalui perlakuan atau sikap terhadap orang lain. Hablum Minannas konsepnya adalah bagaimana menjalin hubungan baik tanpa harus saling menyakiti.
Karena jangan sampai Ibadah kita yang berhubungan dengan Allah berjalan lancar, namun hubungan kita dengan Manusia lantas rusak karena tidak bisa membawa diri. Rasulullah mengibaratkan Manusia yang Hablum Minannasnya rusak, adalah golongan orang-orang yang bangkrut atau muflis. Dan dalam (HR. Muslim No. 4678) juga di terangkan :
Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu? para sahabat menjawab, Menurut kami, orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan harta kekayaan.
Rasulullah berkata bahwa bukan itu yang ia maksud. Rasulullah menjelaskan, "Sesungguhnya orang bangkrut dari umatku ialah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal kebaikan dari shalat, puasa dan zakat. Tetapi mereka dahulu pernah mencaci maki, menuduh, memakan harta, membunuh dan menyakiti orang lain. Maka kepada orang yang mereka dzalimi itu diberikanlah pahala amal baik mereka. Apabila amal baik mereka telah habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi.
Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka"
Nah, dari Hadits tersebut sangat jelas di terangkan bahwa orang yang bangkrut itu bukanlah yang tidak memiliki harta benda namun orang yang pahalanya terkuras habis, diambil oleh orang-orang yang pernah ia jahati atau bersikap dzalim selama hidup di atas dunia. Sungguh merugi bukan.
Lalu bagaimana jika kita terlanjur Menyakiti orang lain ? Segeralah untuk Minta Maaf jika itu berkaitan dengan ucapan yang mungkin tidak sengaja pernah kita lontarkan. Minta Maaf hanya akan di lakukan oleh orang-orang yang memiliki sikap bijaksana & ia sadar dengan penuh atas kesalahannya.
Meminta Maaf berarti berarti belajar untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama. Minta Maaflah saat terbesit di hati bahwa ada yang salah dengan apa yang kita ucapkan atau lakukan, terlepas dari pada orang tersebut apakah merasa tersakiti atau tidak.
Kurangi untuk bersikap Kepo (kepingin tahu urusan orang) atas segala hal yang berkaitan dengan urusan pribadi. Kadang kita tidak menyadari, bahwa keinginan kita untuk mengulik-ngulik kehidupan orang lain lalu berlanjut menceritakan nya pada yang lain, padahal belum tentu apa yang kita lihat sesuai dengan apa yang terjadi. betapa ruginya diri kita.