Dibawah gorong gorong pintu rumahku
Kutemukan surat undangan warna merah jambu
Tertulis rapi namaku pada kata teruntuk
Kubuka sampul plastik dengan rasa campur aduk
Cuplikan kalimat demi kalimat kubaca
Sampai pada kalimat kami yang berbahagia
Oh,ya nama itu
Nama seseorang yang pernah jadi lamunan
Nama seseorang yang pernah jadi buaian
Nama seseorang yang pernah jadi tambatan
Aku hadiri pesta pernikahanmu
Bermodalkan tegar dan tidak kaku
Aku hafal konsep putih ungu pada gaun permaisuri mu
Bukankah itu keinginan kita dahulu
Selamat berbahagia ku ucapkan padamu
Tiada sesal diri pernah bertemu
Laksana langit dan bumi menjadi umpama kita tak bisa menyatu
Mungkin kau lihat keluhan pada garis senyumku
Mungkin kau tahu sepai hatiku saat gamang dengan belaian tanganmu
Namun laramu lenyap seketika
Berganti pancaran potret bersahaja
Kau timpa aku dengan bahtera
Menjadi saksi atas bahagia didalam derita
*27-Desember-2021*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H