Lihat ke Halaman Asli

Pesan Terakhir

Diperbarui: 5 Desember 2021   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

                                                                                  

Langkahku mengayuh gemetar berujung ditepian laut...
Tanganku pucat membeku...
Mataku merah menyucur derai air mata basuh menyentuh bumi...

Pesan terakhir kubaca berulang kali...
Belum sempat kita kesini...
Menjelajahi pulau cinta yang terbawa dalam mimpi...
Mengikis sisa masa lalu yang runtuh karena kita telah berjanji...

Lalu...
Mengapa kau sudahi dengan kata usai sampai disini...
Mengapa kau harus menampar cinta dengan ilusi...
Mengapa kau yang memilih menepi...
Mengapa kau menjauh hanya untuk melukai...

Teriakan ku kacau...
Ombak mengerti dan menghentakkan kibasan air...
Aku yang pernah menyayangi kau begitu tulus...
Pada akhirnya kau membongkarnya hingga pupus...

Kini pesanmu sudah kuhapus...
Kau tak perlu menerima balasan betapa aku ingin memohon...
Kau hanya ingin di asingkan...
Seperti isi pesanmu yang tak ingin lagi di perjuangkan...

*05-Desember-2021*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline