Lihat ke Halaman Asli

Khoerul umam

Mahasiswa Syari'ah IAIN Purwokerto

Face Shield "New Fashion" di Era "New Normal"

Diperbarui: 9 Juni 2020   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Fashion atau gaya berpenampilan menjadi suatu harga mati bagi kita. Pasalnya tidak mungkin ada orang yang mau terlihat jelek di depan orang lain apalagi di depan orang yang kita cintai. Fashion merupakan suatu kebutuhan bagi manusia karena menjadi identitas seorang pribadi. Seperti kata pepatah jawa ajining diri soko ing lathi ajining raga soko busono. 

Seseorang mengenal orang lain dari fashion yang ia pakai. Jadi, tidak heran jika anda mengenakan fashion yang berbeda dari biasanya akan menjadi bahan perbincangan para tetangga. Ups, orang yang kalian temui maksudnya. Seperti contoh orang yang biasa pakai rok mini tiba-tiba mengenakan gamis dan berjilbab pasti akan ada yang mengomentari pergantian fashion tersebut, bisa dengan kata-kata "ah, sok suci loe, kesambet setan apa kamu?" dan lain-lain, selain itu, perasaan canggung pun akan muncul karena anda merasa bukan fashionnya dan anda perlu tahu bahwa fashion timbul dari hati.

Masalah timbul ketika adanya wabah corona yang menyebabkan pemerintah mewajibkan penggunaan masker. Tidak semua orang menyukai masker apalagi anak kecil dan bayi, mereka cenderung merasa kesulitan bernafas karena tidak biasa. Untuk mengantisipasi hal itu, muncullah face shield sebagai pengganti masker. 

Face shield dirasa lebih nyaman karena penggunaannya cukup mudah dan tidak mengganggu fungsi indera yang lain dan tidak menutupi wajah karena bahan yang digunakan dalam pembuat face shield menggunakan plastik bening. Karena sifatnya tersebut orang lebih menyukai menggunakan face shield ketimbang masker dan dokterpun menyarankan penggunaan face shield dalam berkegiatan sehari-hari termasuk untuk menghadapi new normal. 

Untuk memulai aktifitas seperti biasa di era new normal penggunaan face shield menjadi sangat urgen untuk mencegah penularan wabah. Penularan yang bisa terjadi melalui bersin, air liur dan lainnya bisa tertahan dengan adanya face shield. Selain alasan medis, penggunaan face shield menjadi pilihan karena memang tidak mengurangi keanggunan atau maskulinnya fashion seseorang. 

Sebagai contoh, seseorang yang sudah menggunakan gaun yang cantik nan anggun jika menggunakan masker maka fell-nya akan rusak. Penulis pun tidak bisa membayangkan akan tidak sinkronnya hal tersebut. Menjadi berbeda fell-nya ketika menggunakan face shield karena muka seseorang yang mengenakan gaun terlihat sempurna. Maka dari itu, penggunaan face shield di era new normal menjadi fashion atau kebiasaan berpenampilan yang tidak mengurangi elegan dan tetap safety tentunya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline