[caption id="attachment_139474" align="alignleft" width="350" caption="illustrasi by google"][/caption]
Kontroversi pulau Komodo maju dalam pemilihan new7wonders of nature sangat marak pada 10 hari terakhir sebelum pengumuman diumumkan. Beragam serangan dan intimidasi supaya rasa nasionalisme yang sempat mucul pada awal pulau komodo masuk dalam nominasi new7wonders dipertanyaan. Seolah bersikap kritis bahwa rasa nasionalisme itu telah dipermainkan oleh panitia penyelenggara new7wonders yang ada tim pemenang yang ada di Indonesia.
Sikap kritis itu, mengusik dengan harapan masyarakat Indonesia tidak usah mendukung pulau komodo menjadi salah satu new7wonders, Berbagai cara atau pandangan yang mereka kemukakan.
Pertama, mereka mempertanyakan penyelenggara new7wonders yang notabene adalah yayasan swasta, yang tidak di akui oleh UNESCO, dan para pengkritik menganggap sebagaimana yayasan-yayasan swasta lainya didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan untuk dari kegiatan yang mereka lakukan. Untung yang didapat dari pembayaran sejumlah uang untuk mengikutsertakan suatu daerah dalam kompetisi yang mereka buat.
Kedua, sebagaimana telah saya sebutkan diatas, masyarakat dipermainkan rasa nasionalismenya dengan maksud menyedot uang yang dilakukan melalui vote sms untuk dukung pulau komodo dengan nilai Rp. 1/sms. Para kritiker berharap menyadarkan masyarakat bahwa uang didapat dari vote sukarela itu, asumsinya akan dimanfaatkan untuk kepentingan dan keuntungan tertentu dari pihak panitia pemenangan.
Ketiga, tanpa di dukung atau masuk dalam new7wonders pun pulau komodo telah menjadi salah satu keajaiban dunia, yang telah dikenal luas oleh masyarakat dunia. Oleh karena itu, menjadi salah satu new7wonders baru dikhawatirkan akan mempengaruhi habitat dari komodo, menjadikan komodo stress dan cenderung akan punah sebagai kontradiksi dari konservasi yang dilakukan selama ini.
Menanggapi gencarnya kritik dan upaya oleh sekelompok orang untuk menghalangi sekelompok masyarakat lain untuk tidak mendukung pulau Komodo menjadi new7wonders adalah wajar disuarakan oleh mereka-mereka yang tidak mengerti akan arti kemenangan dan manfaat yang akan didapat bila komodo terpilih menjadi one of the new7wonders of nature.
Kritikan pertama saya akan menjawab, benar bahwa yayasan new7wonders adalah yayasan swasta, secara otomatis keberadaanya tidak diakui oleh UNESCO. Bukan berarti ini yayasan new7wonders tidak berpengaruh dalam mempromosikan situs-situs tertentu untuk dikenang oleh masyarakt dunia. Kalau kita cermati lebih dalam UNESCO dan new7wonders adalah dua hal yang berbeda. UNESCO sebagai mana kita ketahui memilih dan menetapkan tempat-tempat di dunia yang eksotik perlu dilestarikan dan dipertahankan eksistensinya. UNESCO tidak menjust situs tertentu yang paling bagus atau menarik, namun UNESCO dalam menilai situs-situs tersebut adalah sama, tidak mebeda-bedakan dan mesti dilestarikan.
Berbeda dengan new7wonders, yang mengajak masyarakt dunia untuk memilih situs-situs yang mereka anggap baik ataupun terbaik dan semua dukungan itu dirating dan 7 dukungan terbanyak adalah pemenang, dan mereka adalah pilihan masyarakat dunia saat ini atau lebih tepatnya saat penyelenggaraan kompetisi dilakukan. Itu tidak berarti bahwa situs-situs lain bukan merupakan keajaiban dunia.
Harus diakui diawal-awal pembentukannya new7wonders bermasalah dengan UNESCO namun saat ini masalah itu telah terselesaikan bahkan salah satu Panelis dalam memilih situs-situs tersebut berasal dari UNESCO juga. Lalu kenapa meski ada yang mempertentangkanya ?
Kritikan kedua tentang keuntungan yang diambil oleh pihak-pihak tertentu dari vote Rp. 1/sms yang dilakukan masyarakat adalah kekhawatiran tak beralasan. saya menyebunya Jump to conklusion. Rp. 1000/sms kemudian Rp. 1/sms dan sekarang menjadi Rp. 0/sms. Dari penjelasan oleh Emmy Hafids (Ketua Pemenagan Komodo), uang yang dikumpulkan dari sms itu adalah semata-mata digunakan untuk keperluan administratif pulau komodo untuk diikut sertakan dalam new7wonders. Untuk membayar lisensi untuk menjadi salah satu perseta, dipihak operator digunakan untuk membayar kontent provider, biaya opesional seperti marketing dll. Oleh karena itu, tidak usah khawatir uang yang dikirim lewat vote tersebut akan dinikmati oleh sekelompok orang.