[caption id="attachment_121282" align="alignleft" width="372" caption="Prof Anton Moeliono foto by kompas.com"][/caption] BAHASA, sebuah istilah yang setiap hari kita dengar di lingkungan kita, tapi pernahkah kita berpikir arti sesungguhnya dari bahasa itu. Mungkin banyak dikalangan kita acuh atau abai dengan bahasa, tapi kita akan merasa memerlukannya ketika ungkapan perasaan atau pikiran kita, tidak memiliki kosa kata untuk diterjemahkan barulah kita sadar bahwa bahasa itu penting. Sebagaimana pengertian diatas bahasa adalah ungkapan yang menjelaskan pikiran, perasaan, susasana hati untuk disampaikan kepada lawan bicara atau khalayak, dengan suatu harapan mendapatkan pengertian yang sama dengan yang kita maksud. Pada perkembangannya, ternyata bahasa lahir berdasarkan kultur atau peradaban yang melekat pada suatu bangsa, ras ataupun agama. Bila kita bergelut dengan orang-orang kesehatan misalnya maka istilah-istilah medis lah yang menghiasi percakapan mereka, demikian pula bila kita berada di dalam orang-orang budaya, kesusastraan maka istilah-istilah mereka yang juga di pakai. Perumpamaan ini tak ubanya juga bangsa. Di kutub utara ataupun selatan, kosa kata yang mereka ciptakan lebih banyak mengenai es dan sifat-sifat yang melingkupinya. Sama juga dengan bangsa yang ada di padang pasir, gurun, puncah himalaya dan lain sebagainya. Di era yang sekarang ini, kita akui tidak ada satu hal pun yang bisa menghalangi kita tuk menyerap bahasa dari belahan dunia, guna menyampaikan maksud yang sesuai dengan yang kita kehendaki, itu terjadi oleh karena batas geograsif, teritorial, antara bangsa bukan lagi masalah yang harus dicari pemecahanya dikarenakan perkembangan IT (informasi dan terknologi) yang sedemikian pesatnya, tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia, bahasa yang mulanya digunakan adalah bahasa melayu yang di ikrarkan atau disepakati bersama pada saat Sumpah Pemuda 28 oktober oleh pemuda-pemuda hebat di negeri ini, dan terus mengalami transformasi melalui beberapa cara mulai dari pengadopsian, pengambilan begitu saja hingga sintesis disesuaikan dengan Bahasa Indonesia. Kita patut berterimah kasih kepada mereka yang telah memberikan jasanya guna menghasilkan bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang ini, Kemarin Baru saja sang maestro bahasa kita Prof Anton Moeliono berpulang ke rahmatullah, pukul 23. 27 dirumahnya, di jalan Kartanegara no. 51 jakarta di sebabkan oleh serangan jantung dan komlikasi yang berakibat pada rusahnya organ-organ lain dalam tubuhnya . Banyak hal yang didedikiasikanya guna kemajuan bahasa Indonesia, mulai dari Menjabat kepala pusat bahasa selama 1984-1989, Direktur Lembaga Bahasa dan Dewan Pembina Bahasa Indonesia, anggota Royal Institute of linguistic and antropologis, di era 1973-1977, Prof Anton Moeliono sering mungcuk di acara TVRI sebagai bentuk sosialisasi bahasa Indonesia yang digandrunginya. Indonesia patut berterimah kasih kepadanya karena Selama Kepemimpinan sebagai Kepala Pusat Bahasa kamus Indonesia pertama di buat yakni pada tahun 1988 sebagai bentuk perjuangan dan menuntuk kesetaraan dengan bangsa lain yakni mempunyai bahasa nasional yang dimuat dalam satu buku. Pada tahun 1972 Dia juga menjadi sosok penting dari Lahirnya EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Di dalam kehidupanya dia mengungkapkah bahwa "saya ingin bahasa indonesia menjadi bangga dengan bahasa mereka dan memastikan bahasa Indonesia digunakan adalah cara paling efektif dalam menajaganya" Dan ketika ada sebagian kalangan agar supaya mengadopsi bahasa asing mentah-mentah ke dalam bahasa Indonesia, dengan gagah berani dia mengatakan "Rekomendasi saya untuk menggunakan kata-kata bahasa Indonesia bukan yang asing bukan berarti saya tidak suka kata-kata asing. Saya tidak menolak tuk meminjam. Jika konsep tidak diganti, saya akan senang untuk mengimpor" Atas keteguhanya inilah di ingin bahasa Indonesia itu lahir dari anak-anak bangsanya sendiri tanpa meniru-niru bahasa asing. berikut sedikit kata-kata yang saya cantumkan dari banyaknya kata-kata yang Prof Anton Moeliono ciptakan. Misalnya rekayasa, bandar udara (bandara), pantau, canggih, pasar (swalayan) dan masih banyak lagi. dan atas jasanya itulah di jarang orang menyebutnya "Sang Kamus Berjalan"
Selamat Jalan Pejuang Kami
Dedikasi dan jasa-jasa atas lahirnya bahasa pemersatu tidak akan kami sia-siakan
Kembalilah ke kehadiran Nya, Tuhan yang Maha Pengenggam Alam Semesta
Semua Amal Ibadah mu semoga di terima Disisih Nya
amiin
Salam
Azanuddin Umaee
sumber; berbagai media
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H