Lihat ke Halaman Asli

Lurah Prinsip Ekonomi

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau kita sebut namanya Surya saja bagaimana?

Yang terhormat Bapak Surya ini waktu berniat mencalonkan diri menjadi Lurah sudah sadar betul akan prinsip dasar ekonomi, - dengan modal sekecil-kecilnya, beroleh hasil yang maksimal.

Celakanya, definisi "kecil" jaman ini sudah semakin tidak jelas, karena bumbu penyedap prinsip ekonomi dasar pun sudah sedemikian termodifikasi arus globalisasi.

Produk tanpa marketing (baca:pemasaran), jelas akan tenggelam dalam hiruk pikuknya pasar itu sendiri, iklan, reklame, jadi wajib!

Jadi, kembali lagi ke definisi "kecil" yang rancu tadi itu, Yang terhormat Bapak Surya, menggadai sawah, menjual emas-emasan Ibu Surya, dan nekat mengambil pinjaman dari koperasi, bank, juga tidak ketinggalan lintah darat, tapi jangan remehkan Pak Surya ini, modal yang dia keluarkan untuk menduduki jabatan Lurah itu akan sepadan dengan hasil yang akan ia peroleh saat telah menjabat nanti, jangan salah juga, Pak Surya bukan orang susah, prinsip ekonomi lagi, lagi prinsip ekonomi, KAPITAL!Gaining Capital!

Oh...belum lagi sumbangan dari handai tolan yang sudah jelas tahu kalau jagonya (baca:Pak Surya) berhasil menjabat, proyek bikin MCK, proyek bikin lampu jalan, proyek ini,anu,ono,ene, pastilah jatuh ketangan mereka-mereka ini.

Sah kok, prinsip ekonomi!

Kalau kita masih lihat Pak Surya gembar-gembor, "Majukan desa kita, kita buat desa kita begini, begitu..!" , ya jangan dikomentari soal tulus tidaknya, memang kalau kita nonton iklan di TV kita pertanyakan tulus tidaknya si Agnes Monica cinta motor yang dikendarainya dalam iklan?

Kan prinsip ekonomi,marketing lagi,marketing lagi, tanpa marketing, bagaimana pasar bisa diraih.

Yang kebetulan namanya Surya, jangan tersinggung ya, saya benar-benar tidak bermaksud menyinggung siapa-siapa, tapi sebenarnya saya tidak juga perlu bicara seperti ini, soalnya yang jelas-jelas dikatai saja, jelas-jelas disinggung saja, tidak merasa tersinggung juga tuh...jelas persoalannya, mereka menggunakan prinsip ekonomi, kita aja yang salah berpola pandang, coba lihat dari prinsip ekonomi awal tadi, keluar modal, ya jelas harus gaining profit, KITA YANG SALAH POLA PANDANGNYA, KITA YANG SUDAH TIDAK WARAS!!!

Coba lihat sekeliling kita sekarang, guru, pegawai negeri, polisi, hakim, jaksa, wakil rakyat,de-el-el,de-el-el, prinsip ekonomi semua, udahlah....kita yang salah pola pandang, perlu bicara apalagi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline