Lihat ke Halaman Asli

Pohon Cita-cita

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ini pohon cita-cita Ini cerita tentang anak kedua saya, namanya Karen, Karen bersekolah di Taman Kanak-Kanak, jaman dulu, kita bilang nol besar, sekarang mereka bilang TK B. Sembari menunggu Karen keluar, saya perhatikan majalah dinding, ternyata ada gambar pohon, dimana semua anak-anak menuliskan cita-cita mereka, lalu ada seorang ibu, orang tua murid juga, berkata begini pada saya, "Papanya Karen ya?" "Ya...TK B" jawab saya "Coba liat tuh...", katanya menunjukkan apa yang anak saya Karen tulis di pohon cita-cita. Padahal sebelum ibu itu berkata, saya juga sedang mengamati, perasaan saya senang, bingung, bertanya dalam diri, tentang apa maksud atau arti yang sebenarnya, dari apa yang Karen tulis di Pohon Cita-Cita itu. [caption id="attachment_165764" align="aligncenter" width="300" caption="aku suka menjaga pohon tinggi - karen "][/caption] Ditengah-tengah semua teman yang menulis, ingin jadi dokter, ingin jadi profesor, ingin jadi pemain badminton, dan lainnya, Karen menulis - aku suka menjaga pohon tinggi. Begitu Karen keluar, saya menggandeng tangannya, lalu berjalan menuju ke majalah dinding, saya tanya, "Ini siapa yang buat?" "Bu Guru," "Terus Bu Guru suruh kalian tulis apa?" "Pa...itu kan pohon cita-cita, katanya Bu Nunung, suruh tulis cita-cita, disekitar pohon..." "Terus kenapa kok Karen tidak tulis cita-cita, kenapa Karen tulis, aku suka menjaga pohon tinggi?"tanya saya lagi. "Abis Pa, katanya Pohon Cita-Cita, kalau semua temen Karen sibuk bercita-cita, siapa yang mau jaga pohonnya Pa? Kalau pohonnya ngga besar-besar, cita-citanya ngga sampai-sampai Pa..." Mulut saya ternga-nga....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline