Lihat ke Halaman Asli

ULVI PUTRI MUSTAFIDAH

Seorang Pelajar

Konflik dan Pendidikan

Diperbarui: 3 November 2020   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik adalah salah satu hakikat dari kehidupan dan perkembangan manusia yang mempunyai ciri - ciri yang bermacam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, ekonomi, suku, agama, budaya, strata sosial, sistem hukum, politik, dan tujuan hidup.

Perbedaan itulah yang memicu terjadinya konflik. Selama perbedaan tersebut masih ada, konflik akan selalu terjadi dan tidak dapat dihindari. Konflik juga dibutuhkan untuk kepentingan perubahan dan pengembangan kepribadian seseorang dalam keadaan dan waktu tertentu, namun sayangnya banyak orang yang berargumen bahwa konflik selalu menimbulkan dampak yang negatif dan memicu perpecahan.

Konflik biasanya terjadi antar individu atau antar kelompok atau bahkan antar organisasi. Apabila antara kedua pihak bertukar pandangan atau pendapat yang saling bertentangan dan menarik kesimpulan yang berbeda dan tidak bersifat toleran, maka hal itu akan memicu terjadinya konflik.

Ada banyak macam dan penyebab terjadinya konflik sosial, dan konflik tersebut bisa menjadi faktor atau berkaitan dengan pendidikan. Berkaitan yang menguntungkan maupun menghambat jalannya pendidikan.

Meskipun demikian, konflik tidak untuk ditakuti ataupun dihindari. Konflik hanya perlu diselesaikan dengan baik karena hal itu akan menjadikan seseorang memiliki kekuatan diri yang baru yang sangat besar dalam menghadapi masalah atau konflik lain yang akan menghampiri.

Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat dan mengganggu tindakan pihak lain.[1] Setiap hubungan antar individu pasti pernah mengalami konflik seperti perbedaan pendapat, perbedaan kepentingan, dan bermacam konflik lainnya. 

Meskipun unsur konflik ini selalu muncul dalam setiap hubungan antar pribadi, masyarakat pada umumnya menilai konflik sebagai situasi yang buruk dan menjadi salah satu faktor yang akan merusak hubungan sehingga harus segera dihindari. 

Namun, seiring dengan perkembangan diri manusia, banyak orang yang mulai tersadar bahwa rusaknya suatu hubungan dan situasi buruk lainnya muncul bukan karena faktor dari konflik itu sendiri, melainkan disebabkan karena kegagalan dari memecahkan konflik secara baik, adil, memuaskan kedua belah pihak.

Pelajaran tentang konflik di dalam ruang lingkup masyarakat dapat dikaji dengan melalui dua pendekatan yang populer yaitu pendekatan struktural fungsional dan pendekatan struktural konflik. Kedua pendekatan ini menghasilkan model hasil yang berbeda. Pendekatan struktural konflik melihat bahwa konflik merupakan gejala yang selalu hadir dalam masyarakat.

Maka dari itu, konflik tidak akan pernah dapat diselesaikan, karena menyelesaikan konflik masyarakat berarti juga menghilangkan masyarakat itu sendiri. Sedangkan pendekatan struktural fungsional melihat konflik muncul pada antar kelompok yang saling memperubatkan suatu hal yang sama, akan tetapi arah dari konflik itu akan menuju kesepakatan atau konsensus.

Konflik dalam lingkup masyarakat berdasarkan sifatnya terdapat dua macam yaitu konflik destruktif dan konflik konstruktif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline