Pandemic Corona Virus Disease-19 (Covid-19) secara tidak langsung telah mengubah tatanan hidup masyarakat di seluruh penjuru dunia, termasuk penggunaan masker wajah (masker non bedah/kain) ketika beraktivitas di luar ruangan. Penggunaan masker ini memang sangat penting karena membantu mengurangi penyebaran virus, namun tidak bisa dipungkiri bahwa pada beberapa pengguna yang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam jangka waktu yang lama ternyata dapat menyebabkan breakouts. Breakouts merupakan suatu kondisi akibat iritasi kulit yang ditandai dengan munculnya jerawat dalam jumlah banyak dan bertambah seiring berjalannya waktu.
Terdapat beberapa jenis masker yaitu N95, masker bedah, dan masker kain. Ketiga jenis masker tersebut pada dasarnya sama-sama berpotensi menyebabkan iritasi kulit. Iritasi ini muncul karena proses penyaringan udara yang kurang baik, terjadinya gesekan, dan tekanan pada kulit ketika masker digunakan. American Academy of Dermatology menyebutkan terjadinya jerawat bisa dikarenakan gangguan hormonal yang mempengaruhi saluran dan sel kelenjar keringat, serta adanya pertumbuhan bakteri penyebab jerawat seperti Propionibacterium acnes pada pori-pori wajah yang tersumbat.
Penelitian yang dilakukan oleh Wang J.V dan rekan (2019) yang diterbitkan pada jurnal Clinics In Dermatology, menyebutkan gejala perubahan kulit akibat pengunaan masker di antaranya yaitu, kulit wajah memerah, munculnya benjolan, dan maserasi. Selain itu gejala seperti rasa terbakar, gatal, dan menyengat juga pernah dilaporkan pada penelitian yang dilakukan Zhou NY dan rekan (2020) yang diterbitkan International Journal of Dermatology and Venereology. Sebuah penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lebih dari 1/3 pekerja kesehatan mengeluhkan jerawat, gatal-gatal pada wajah, dan bahkan dermatitis karena memakai masker N95.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya breakout :
1. Pilih jenis kain masker yang akan digunakan
Pada pengguna yang rentan berjerawat sebaiknya menghindari masker yang terbuat dari kain polyester, nylon, dan rayon. Masker berbahan tersebut dapat menjebak keringat dan meningkatkan resiko terjadinya infeksi bakteri. Bila terpaksa harus mengenakan masker dengan bahan tersebut maka sebaiknya menggunakan tambahan lapisan bagian dalam masker seperti kapas atau tisu. Kapas atau tisu dapat membantu menyerap keringat dan mencegah terjadinya jerawat. Sedangkan bagi yang memiliki kulit sensitif, hindari kain dengan tekstur kasar karena dapat menyebabkan dan memperparah iritasi. Disarankan menggunakan tenunan kain yang lebih tebal pada bagian luarnya untuk meningkatkan perlindungan terhadap mikroba, sedangkan bagian dalamnya terbuat dari kain yang lebih lembut dan ramah kulit.
2. Cuci Wajah Sebelum dan Sesudah menggunakan masker
Setelah mencuci tangan, pastikan bahwa Anda juga mencuci wajah dengan saksama sebelum dan setelah mengenakan masker wajah. American Academy of Dermatology merekomendasikan penggunaan pembersih wajah yang berbusa. Pembersih wajah jenis ini lebih efektif dalam menghilangkan minyak pada wajah daripada hanya menggunakan toner atau balm. Pada orang-orang dengan kulit yang sangat berminyak, cari pencuci wajah yang mengandung asam salisilat. Ini akan membantu menghilangkan minyak berlebih dan sel-sel mati pada permukaan kulit sehingga mencegah terjadinya breakout.
3. Gunakan Pelembab Wajah
Mengaplikasikan pelembab pada wajah sepanjang hari adalah cara terbaik untuk mengurangi gesekan antara kulit dan masker. Ketika wajah terkikis akibat gesekan, lapisan atas kulit akan melepaskan air. Akibatnya, kulit akan kehilangan kelembaban alami dan menjadi penghalang pelindung yang kurang efektif terhadap masker. Hal ini akan menyebabkan kulit terlihat kering dan pecah-pecah yang kemudian berkembang menjadi peradangan sehingga muncul kulit merah.
Pelembab yang adekuat membantu menjaga kadar air, mempertahankan struktur barier pada lapisan epidermis kulit, dan dapat membantu memfasilitasi perbaikan sel kulit. Pelembab dasar biasanya terdiri dari dua kategori: Pelembab yang larut dalam air (termasuk gliserin dan sodium hyaluronate) yang melengkapi faktor pelembab alami untuk mengunci kelembaban, dan Pelembab yang tidak larut air seperti, minyak squalane, minyak mineral, dan berbagai minyak alami untuk mengisi sebum, yang dapat membentuk lapisan minyak pada permukaan kulit untuk mencegah kehilangan air. Orang-orang dengan kelebihan sebum/minyak pada wajah harus menggunakan pelembab yang larut dalam air untuk mencegah minyak berlebih yang dapat menutup pori-pori dan menyebabkan jerawat.