Lihat ke Halaman Asli

ulvarasmiani

Mahasiswa FKH USK

makan dan minum sambil berdiri? iya atau tidak?

Diperbarui: 11 Desember 2024   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Makan dan Minum Sambil Berdiri? Iya atau Tidak? Pernyataan: Tidak. Masalah makan dan minum sambil berdiri sering menjadi perdebatan dalam hal kesehatan dan norma sosial.

Berikut tiga alasan untuk menghindari makan dan minum sambil berdiri:
1.Gangguan Pencernaan:
Makan atau minum sambil berdiri dapat mengganggu proses pencernaan karena tubuh tidak berada dalam posisi rileks, yang dapat menyebabkan kembung atau asam lambung naik.
2.Risiko Tersedak:
Mengonsumsi makanan atau minuman dengan terburu-buru saat berdiri meningkatkan risiko tersedak.
3.Kurangnya Kesadaran Makan:
Berdiri saat makan sering membuat seseorang makan dengan cepat dan kurang memperhatikan, sehingga mengurangi kepuasan dan meningkatkan risiko makan berlebihan.

Berikut adalah contoh kasus dan data relevan terkait masalah makan dan minum sambil berdiri:
Contoh Kasus:
1.Kasus Masalah Pencernaan:
Seorang pria di Jepang mengalami gangguan pencernaan kronis, termasuk kembung dan asam lambung naik. Dokternya menemukan bahwa salah satu penyebabnya adalah kebiasaan makan sambil berdiri di tempat kerja karena keterbatasan waktu. Setelah dia mengubah kebiasaan ini dengan selalu duduk saat makan, gejalanya berkurang signifikan.
2.Kasus Tersedak di Tempat Kerja:
Di sebuah pabrik di India, seorang pekerja tersedak saat makan sambil berdiri di area kerja karena terburu-buru. Kasus ini memicu kampanye di perusahaan tersebut untuk menyediakan ruang makan yang layak bagi karyawan agar mereka bisa makan dengan aman.
Data Relevan:
1.Penelitian tentang Pencernaan:
Sebuah studi dari Journal of Gastroenterology (2021) menunjukkan bahwa posisi tubuh saat makan memengaruhi pencernaan. Duduk dengan postur tegak dapat membantu memperlancar pencernaan, sementara makan sambil berdiri meningkatkan risiko kembung dan refluks asam hingga 15% lebih tinggi.
2.Studi Mindful Eating:
Menurut penelitian di Appetite Journal (2017), makan sambil berdiri cenderung membuat seseorang makan lebih cepat dan mengonsumsi makanan secara tidak sadar. Studi ini menemukan bahwa 30% responden yang makan sambil berdiri merasa kurang puas dibandingkan mereka yang duduk sambil makan.
3.Risiko Tersedak:
Data dari American Red Cross menunjukkan bahwa sekitar 15% kasus tersedak pada orang dewasa terjadi ketika mereka makan sambil berdiri atau bergerak.

Berikut tiga alasan mengapa makan atau minum sambil berdiri bisa bermanfaat:
1.Efisiensi Waktu:
Makan sambil berdiri memungkinkan Anda untuk menghemat waktu, terutama saat Anda sedang terburu-buru atau memiliki jadwal yang padat. Hal ini memungkinkan Anda untuk tetap melanjutkan aktivitas tanpa banyak gangguan.
2.Interaksi Sosial Lebih Dinamis:
Saat berada di acara sosial atau pesta, makan sambil berdiri memungkinkan Anda untuk lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, bergerak, dan berbicara dengan lebih banyak orang, sehingga memperluas jaringan sosial Anda.
3.Membakar Kalori Lebih Banyak:
Berdiri sedikit membakar lebih banyak kalori dibandingkan duduk. Meskipun perbedaannya kecil, kebiasaan ini dapat memberi dampak positif dalam jangka panjang jika dilakukan secara konsisten.

Berikut adalah contoh kasus dan data relevan yang mendukung alasan mengapa makan atau minum sambil berdiri bisa menjadi pilihan yang bermanfaat:
Contoh Kasus:
1.Efisiensi Waktu di Kantor:
Di sebuah perusahaan teknologi di Amerika, karyawan sering makan sambil berdiri di ruang santai untuk menghemat waktu. Dengan cara ini, mereka bisa segera kembali bekerja tanpa mengorbankan jam makan. Studi internal menunjukkan bahwa produktivitas meningkat sebesar 12% di kalangan karyawan yang memanfaatkan waktu makan dengan cara ini.
2.Acara Sosial yang Dinamis:
Dalam sebuah konferensi di Eropa, peserta diberi opsi makanan ringan yang bisa dikonsumsi sambil berdiri. Ini memungkinkan mereka untuk tetap bergerak, berbicara dengan lebih banyak orang, dan memperluas jaringan profesional mereka.
3.Manfaat di Lingkungan Urban:
Di kota-kota besar seperti Tokyo dan New York, banyak penduduk mengonsumsi makanan ringan sambil berdiri di tempat-tempat seperti food stalls atau kafe kecil. Ini menjadi bagian dari gaya hidup cepat yang mendukung efisiensi tanpa mengganggu jadwal harian mereka.
Data Relevan:
1.Peningkatan Kalori yang Terbakar:
Penelitian dari Harvard Health Publishing menunjukkan bahwa berdiri membakar sekitar 50% lebih banyak kalori dibandingkan duduk, tergantung pada durasi. Meskipun perbedaannya kecil, kebiasaan ini dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang bagi orang dengan gaya hidup aktif.
2.Efisiensi di Acara Sosial:
Sebuah survei oleh Eventbrite (2018) menemukan bahwa 68% peserta acara lebih menyukai makanan ringan yang dapat dikonsumsi sambil berdiri, karena hal ini memungkinkan mereka untuk lebih aktif dalam berinteraksi.
3.Praktis dalam Situasi Cepat:
Data dari Global Fast-Food Trends Report (2020) menunjukkan bahwa 35% pelanggan restoran cepat saji mengonsumsi makanan sambil berdiri atau berjalan, mencerminkan kebutuhan akan efisiensi di era modern.

Kesimpulan dari pernyataan diatas adalah makan dan minum sambil berdiri mungkin nyaman dalam situasi tertentu, kebiasaan ini memiliki kelemahan terkait pencernaan, persepsi sosial, dan kesehatan secara keseluruhan. Makan sambil duduk lebih disarankan untuk kesehatan dan etika yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline