Lihat ke Halaman Asli

Politik Dinasti Mengancam Demokrasi di Purwakarta

Diperbarui: 20 Februari 2018   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sorotnews.co.id

Majunya Istri Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Anne Ratna Mustika, sebagai calon Bupati Purwakarta terus menuai kritik dari berbagai pihak. Kali ini kritik datang dari Pengamat Politik Universitas Padjajaran, Idil Akbar. Ia menilai langkah Anne maju di Pilkada Purwakarta hanya untuk melanggengkan politik dinasti yang sudah dibangun oleh suaminya.

Menurut Idil Akbar, praktik-praktik politik dinasti secara demokrasi memang tidak salah. Namun, secara etika politik hal semacam itu sangatlah tidak baik. Begitulah komentar Idil Akbar dikutip dari tribunnews.com, Senin (19/2/2018).

Menurut Idil, kerawanan politik terjadi karena adanya politik dinasti ini. Misalnya di beberapa daerah tersangkut kasus korupsi. Jadi menurut Idil kenapa politik dinasti layak ditolak karena memang kebijakan dinasti berdasarkan pengalaman selalu menyuburkan praktik korupsi. Tak hanya korupsi, penyalahgunaan wewenang juga sangat rawan dengan adanya politik dinasti.

Oleh sebab itu Idil mendesak agara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengawasi para kepala daerah yang melakukan politik dinasti ini. Idil meminta KPK memberi perhatian khusus. Karena logikanya petahana bagaimana caranya akan mempertahankan kekuasaan.

Idil juga menyarankan pemerintah perlu membuat aturan baru mengenai politik dinasti ini. Misalnya keluarga petahana jangan mencalonkan diri selama satu periode. Sehingga itu tidak melanggar hak berdemokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline