"Bunda capek ya kerja terus untuk obatin bang Reza, abang sayang bunda, abang kalaupun sakit slalu berdoa bunda sehat dan semangat,"
Perjalanan hidup tidak ada yang tau, sampai kapan kebahagian akan bertahan dan sampai kapan kesedihan akan berhenti. Peliknya seorang anak akan hilang dengan sekali pelukan orang tua dan peliknya orang tua akan hilang dengan pelukan seorang anak.
Selain kebahagian dan kesedihan, kesehatan dan penyakit juga merupakan dua hal yang tidak bisa diprediksi kapan datang dan perginya. Yang sehat mempersiapkan diri dengan segala hal untuk menghindari sakit dan yang sakit mempersiapkan diri untuk sehat.
Namun persiapan-persiapan itu sifatnya relatif, manusia hanya bisa berdoa dan berharap. Keputusan akhir, Allah Swt yang memutuskan, yang mana sesungguh-sungguhnya pengharapan dan yang mana yang hanya sekedar berharap.
Pengharapan yang sesungguhnya, saat ini sedang di harapkan oleh si kecil bernama Reza Fadhilah Prakasa, berusia 10 tahun, asal Banda Aceh, yang sedang berjuang melawan kanker getah bening yang dideritanya. Jenis kanker ganas yang menyerang limfatik. Sistem limfatik merupakan satu bagian penting dari sistem pertahanan tubuh yang memiliki tugas penting dalam membentuk barisan pertahanan melawan keberadaan infeksi maupun kanker.
Di usianya yang saat itu masih tujuh tahun, Reza sudah menjalani 20 kali sesi kemoterapi. Untuk semua biaya kemoterapi dan perawatan itu, orangtua Reza, Nurasma menghabiskan seluruh tenaga dengan cara berjualan yaitu menjual kripik untuk menabung supaya dapat melihat anak keduanya itu bisa kembali bermain seperti anak seusianya.
"Sejak usia bang Reza tujuh tahun sampai sekarang sepuluh tahun, selama tiga tahun mengidap kanker, puluhan juta sudah keluar untuk biaya pengobatan dan lain sebagainya," cerita Nurasma, 32 tahun, kepada KBA.ONE, Selasa, 04 Februari 2020.
Bunda mana yang tidak hancur melihat anaknya yang masih kecil harus terbaring di kasur dan setiap harinya mengeluh sakit. Anak seusia itu yang seharusnya hari ini sedang bersenang ria, berlari kesana sini, menghabiskan waktu seharian di halaman rumah bersama temannya yang lain. Terpaksa harus mendera kanker ganas yang menyakitkan itu dan memaksanya terbaring di kasur, sesekali di pelukan Ibunda tercinta.
"Dia selalu nangis minta ngaji dan sekolah, kak cuma bisa bilang sabar dan usaha untuk kesembuhan dia. Kasian anak yang seharusnya bisa main-main macam anak lain, dia malah harus di rumah terus ngehadapin sakit yang dia diderita, semoga banyak yang bantu Reza biar kakak selalu bisa bawa Reza beroabat," pinta Ibunda Reza.
Selanjutnya, kata Nurasma, sejak usia Reza 5 tahun dirinya sudah berpisah dengan suaminya yang memaksanya harus ekstra untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, selain jual kripik Nurasma juga sampingan bekerja sebagai tukang gosok di salah satu usaha Laundry, yang sudah ia jalani semenjak Reza menderita kanker.
"Sudah pisah, sudah lama, sekarang ayahnya tidak pernah liat anaknya padahal anaknya sedang sakit. Dan sekarang suami saya sudah nikah lagi," imbuh Nurasma menceritakan betapa ikhlas dirinya menerima cobaan yang dianggapnya sebagai bumbu-bumbu kehidupan.