Lihat ke Halaman Asli

Antara Aku, Ellen dan Hantu itu

Diperbarui: 16 Maret 2016   04:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gavin masih tertidur di apartementnya, kantung matanya terlihat gelap. Kringgg!!! Tiba-tiba jam wekernya berdering kencang tepat di atas meja di samping tempat tidurnya. Dia merasa terganggu dan tangannya segera menyambar weker di atas meja.

“Haduh, cuman tidur 2 jam doang!” Pekiknya kesal melihat jam sudah menunjukkan jam 6 pagi yang membuat dia terpaksa bangun untuk berangkat kerja.

Tiba-tiba dia teringat sesuatu, bangun tapi malah menyudut di sudut tempat tidur dekat dengan jendela. Dibukanya lebar-lebar gorden sehingga cahaya pagi memasuki kamarnya. Matanya menyapu seluruh ruangan tidurnya.

“Lalala… Cahaya matahari… Yang semalaman  ngerjain gue pada sembunyi nih yeee…” Katanya konyol. Dengan bangga dia bangkit dari tempat tidurnya dan menyambar handuk segera memasuki kamar mandi.

Belum lagi dia menutup pintu kamar mandi, tiba-tiba terlihat bayangan perempuan berlari di belakangnya.

“Kyyyaaaaaa!!!” Pekik Gavin. Blammm!!! Segera dia menutup pintu kamar mandinya.

“Dasar setan!” Pekiknya dengan kencang.

Hantu itu lagi. Penunggu apartement Gavin yang baru ditempatinya 2 bulan yang lalu, dan selama 2 bulan dia selalu merasa kurang tidur. Tangannya gemetar menyalakan shower yang membasahi tubuhnya yang berotot. Walau pun berotot tetapi sedari kecil dia sudah dikenal sebagai Gavin si penakut. Bahkan saat masih tinggal bersama orangtuanya di Bandung, Gavin lebih memilih tidur bersama Mamanya. Namun, semenjak dia sudah tamat kuliah dan berhasil diterima di sebuah perusahaan ternama di Jakarta, dia terpaksa merantau dan tinggal di apartement milik orangtuanya.

Bisa saja dia pulang ke Bandung dan bermanja kepada Mamanya lagi, namun dia sudah terlanjur naksir seorang perempuan di kantornya. Yang wajahnya mirip seorang dewi.

Setelah Gavin selesai beres-beres tepat jam 7 pagi dia segera keluar masih dengan wajah yang tegang. Namun saat dia sudah berada di luar pintu dia segera menjulurkan lidahnya dan sekali-kali memonyongkan bibirnya ke arah kamar hanya untuk mengejek hantu yang selalu menakutinya setiap malam. "Weeekkkk!!! Gue berangkat kerja. Elo enggak!!!" Teriaknya seperti orang gila. Tanpa dia sadari beberapa orang yang sedang berdiri di depan lift sudah memperhatikan kekonyolannya sambil geleng-geleng.

Gavin sadar dan segera mengunci pintunya dan berjalan dengan gagah seolah-olah tidak ada yang terjadi, padahal di dalam hati dia merasa malu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline