Lihat ke Halaman Asli

Mahalnya Domain .XXX Menjadi Boomerang Bagi Pemilik Situs Porno

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_152067" align="aligncenter" width="501" caption="Image - komisikepolisianindonesia.com"][/caption]

Lebih dari satu dasawarsa perdebatan antara perusahaan ICM Registry dan Internet Corporation for Assigned Names and Number (ICCAN) yang mempermasalahkan ajuan dari ICM mengenai domain situs porno .xxx serta alamat situs anak-anak. Agar terpisah dari domain .com.

Namun, barulah sekarang ini keinginan perusahaan situs porno dipenuhi. Pada tanggal 7 September lalu, pihak ICM Registry sudah menerima aplikasi .xxx dari perusahaan yang mencari cara untuk menggunakan .xxx berakhir pada tanggal 28 Oktober 2011. Lalu pendaftarannya dibuka 8 November sampai 25 November 2011. Dan nanti ketersediaan umumnya pada tanggal 6 Desember 2011. Stuart Lawely, Kepala Eksekutif dari pihak ICM Registry memaparkan bahwa perusahaan ini dibanjiri oleh 80 ribu  aplikasi selama 53 hari tanpa henti.

Gagasan ini sangat bermanfaat untuk orangtua dan pengusaha untuk memblokir seluruh gLTD (Generik domain tingkat atas). Ketimbang menyaring dengan berbasis konten yang tidak jamin dan terkadang rawan kesalahan ditambah lagi tanpa batasan bagi yang ingin mengaksesnya. Namun, editor situs ini takut karena penggunaan domain .xxx ini bisa memudahkan ditemukannya pada saat di mesin pencari dan konten mereka bisa-bisa diblok. Pemimpin Family First Dennis Hood mengusulkan  semua situs porno harus beralih pada  domain .xxx di luar dari situ pemerintah bisa menindaknya.

Setelah industri porno mendapat lampu hijau atas domain .xxx ini ternyata ada kendala antara pengusaha industri porno dengan perusahaan ICM Registry dan Internet Corporation for Assigned Names and Number (ICCAN). Kabarnya, Manwin Licencing International pemilik salah satu situs porno menggugat karena Manwin menilai bahwa domain .xxx lebih mahal dari domain .com yang diperkirakan 6 kali lipat dari harga domain biasa.

ICM dan organisasi lain dinilai melakukan monopoli karena domain .xxx menambahkan ongkos operasional perusahaan. ICCAN sendiri sudah memberikan kontrak pengolalaan domain pada ICM, dinilai secara tidak langsung ICM memaksa perusahaan situs porno untuk membeli domain .xxx dengan harga terlalu tinggi.

Seperti yang dituliskan detikNet dari DigitalJournal pada Kamis 24  November 2011. Mau tak mau pihak perusahaan situs porno ini terpaksa membelinya dikarenakan takut ancaman dari para cyberquatter (penyerobot nama domain) ditambah lagi mereka musti mempertahankan brand mereka. Namun, ada organisasi yang mendukung termasuk kelompok sipil Electronic Frontiers Australia Stephen Collins situs .xxx dianggap telah menyediakan dan membuat konten sebuah website jelas.

Jadi, pada dasarnya banyak perusahaan situs porno ini tidak terlalu setuju akan ajuan ICM ini. Namun kemunculan domain ini setidaknya bisa memudahkan memisahkan antara mana situs porno dan mana yang tidak. ICM dan Manwin pun masih saling bersitegang dan ICM siap menghadapi gugatan dari Manwin yang dianggap pihak ICM bahwa gugatan Manwin tidak beralasan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline