Lihat ke Halaman Asli

Jangan Harap Otak Pembantaian Orangutan Terbongkar

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_151245" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi - Kompas.com"][/caption]

Tenggarong-

Tindakan kedua tersangka kasus pembantaian orangutan sungguh sangat tidak memiliki hati. Bagaimana tidak? Mereka dengan seenaknya memiliki pikiran sadis menyiksa orangutan yang notabene hewan langka dan dilindungi dengan cara membiarkan beberapa anjing pemburu menggigiti kumpulan orangutan, bekantan dan monyet. Kesempatan itu tidak disia-siakan pelaku langsung mengambil senapan angin dan menembakinya. Ironis, kawan. Dan sepertinya dilakukan oleh orang yang tidak berpendidikan. Saya katakan begitu karena Imam berkata bahwa dia tidak mengetahui bagaimana orangutan dilindungi, kalau tahu mungkin dia tidak akan melakukan itu. (Sumber: inilah.com)

Kedua tersangka juga mengaku bahwa mereka berkerja untuk perkebunan kelapa sawit milik warga Malaysia. Dan mereka bekerja sudah sejak tahun 2008 dan dibayar 1 juta rupiah per ekor. Mereka juga membantai beberapa hewan lainnya yang dianggap hama bagi perkebunan sawitnya. Padahal pembunuhan orangutan sudah dilarang berdasarkan Undang Undang No 5 tahun 1990.

Namun ternyata pengakuan tersangka tidak sama dengan pengakuan gubernur KalTim, Awang Fahrouk Ishak. Yang dengan gampangnya mengatakan bahwa tidak ada pembantaian orangutan yang terjadi, bukti-bukti tidak ada dan dia sangat menyesalkan kabar ini. Walau pada kenyataannya dia memilih untuk memiliki opsi lain yang katanya, jika memang ada bukti-bukti dari pembantaian maka pelaku akan ditindak secara hukum. Aneh! Bilang iya jika iya. Bilang tidak jika tidak.

Pelaku pembantaian memang sudah ditangkap, namun akar dari semua ini yaitu otak pembantaian sadis ini. Lalu, siapa oknumnya? Oknum yang tidak punya hati membantai orangutan tanpa ampun? Orang yang tidak sadar bahwa orang utan mendekati kepunahan. Menurut penelitian The Nature Conservancy (TNC) dan 17 LSM lainnya mengatakan bahwa setidaknya 750 orangutan dibunuh setiap tahunnya. Berarti butuh berapa tahun lagi agar orangutan lenyap dari peredaran?

Bagi beberapa oknum mungkin telah terjadi penyogokan sebelumnya sehingga mereka terkesan menutup-nutupi kronologi kejadian. Dan sehingga banyak jawaban, tidak menyatu antara yang satu dengan yang lainnya.

Indonesia khan memang begitu. Masalah besar bisa terlihat biasa saja karena sogokan uang. Semudah itukah kalian menanggapi ini wahai para pemimpin?

Jangan tolol deh! Bisa jadi ini adalah permainan waktu oleh oknum dari pihak yang bukan Indonesia atau bahkan Indonesia. Begini! Jika makin tahun keberadaan orangutan makin terancam dan semakin habis dari habitatnya. Maka bukan hal yang mustahil jika negara lain suatu saat mengklaim bahwa orangutan adalah milik mereka berasal dari mereka. Malaysia mungkin! Yah, simpelnya itu aja.

Jadi, sadarlah buat kalian yang sedang diuntungkan oleh masalah ini. Jangan pikir diri sendiri nanti kena batunya. Pelaku mengaku pembantaian disuruh oleh PT Khaleda Agroprima Malindo (KAM). Sementara Gubernur mengatakan TAK ADA PEMBANTAIAN. Yang bohong siapa, juga tidak bakalan jelas dalam waktu dekat ini. Bahkan bisa jadi tidak ada penyelesaian. Untuk itu saya katakan pada yang ngarep pembantaian ini terungkap. KECIL KEMUNGKINANNYA.

[caption id="attachment_151263" align="aligncenter" width="300" caption="Image - detikNews"][/caption]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline