Lihat ke Halaman Asli

Pengampunan-Nya Penyambung Kehidupan

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa pertobatan? Mungkin perubahan dari yang buruk menjadi baik. Dan aku masih tak mampu untuk melakukannya sekalipun aku tahu bahwa bisa saja esok aku akan usai. Namun pengampunan yang tiada henti selalu kita dapat tiap hari.

Segala pelanggaran, kesalahan dan semua yang aku lakukan tetapi tak berkenan pada Dia seharusnya sudah menjadi alasan Dia untuk menyudahi hidupku. Namun pengampunan itulah penyambung hidupku. Takkan dibiarkannya aku sendiri mencari pengertian hidup ini. Aku selalu ditempatkan pada tempat yang dapat selalu dilihat-Nya (memang Dia Maha Tahu).

Hargaku tidak kurang dari debu diujung kakinya. Namun karena kuasa-Nya sekalipun didepan bangsawan-bangsawan aku diangkat-Nya tinggi. Menghapus airmataku walau aku tak tahu kenapa aku harus secengeng itu.

Akulah. Akulah sipenyesal ulung. Yang akan selalu menyesal saat sudah tiada jalan. Tapi masih lebih baik dari mereka yang jelas-jelas menolak. Aku tak tahu sebelumnya dan akan tahu sesudahnya. Sesudah suatu kejadian akan membuka mata hatiku.

Aku berserah dalam Dia saja dan itu akan menjadi komitmenku walau memang aku tak janji untuk menjadi penurut (sangat susah). Aku hanya berpikir akan menjadi terbuang percuma pekerjaan kita di hidup ini kalau tidak berserah pada-Nya.

Apapun itu... Mimpiku adalah mendengar suara-Nya. Entahlah apa mungkin? Mendengar suara-Nya secara langsung. Bisa? Aku yang berdosa ini?

Tuhan, tetaplah disitu
Aku mau berdiri di setapak ini
Yang penting Kau melihat aku
Awasi aku, Selidiki aku
Setidaknya sampai waktu menyudahiku
Tuhan aku benci aku
Tolong buat aku sayang aku
Agar aku tak hina didepan aku
Dosa, pelanggaranku benturkanlah itu Tuhan ke bebatuan itu
Sehingga aku tak mampu menyusunnya kembali
Aku rapuh
Maka itu tolonglah tetap di situ menatap aku
:)

#ditulis sebelum aku mendengar suara-Nya dan suatu saat aku akan mendengar suara-Nya#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline