Lihat ke Halaman Asli

Laut, Antara Keindahannya dan Mimpi Indonesia

Diperbarui: 31 Oktober 2015   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah anda berpikir bahwa indonesia adalah salah satu surga di dunia yang tidak diketahui oleh bangsanya sendiri. Satu contoh bagian negara ini yang akan menguatkan pernyataan diatas. Negara indonesia adalah negara maritim, yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia. Dan mempunyai luas laut 3.544.743,9 km² (UNCLOS 1982) jika dilihat dari presentase laut indonesia 64,85% dari total luas indoesia. Beberapa laut yang ada di daerah indonesia mempunyai keindahan laut yang luar biasa. Tapi sayangnya kurangnya manajemen dan pengelolaan untuk laut dan pelabuhan di indonesia membuat daerah maritim indonesia kurang maksimal fungsinya.

Belum lagi kalau kita berbicara mengenai letak indonesia. Secara geografis indonesia terletak di garis katulistiwa dan diapit oleh dua benua. Indonesia menjadi jalur perdagangan dunia. Seperti yang kita tahu bahwa perdangan dunia dalam skala besar itu memanfaatkan jalur laut. Semakin bertambahnya tahun otomatis perekonnomian dunia juga semakin besar. Akan tetapi indonesia kurang memperhatikan hal itu.

Dibandingkan dengan singapura walaupun negaranya tidak lebih dari pulau bali akan tetapi singapura mampu menjadi negara maju dengan memaksimalkan jalur perdagangan dunia dangan membangun pelabuhan-pelabuhan yang tidak baelum bis dilakukan oleh indonesia sekarang. Salah satu sumber devisa singapura dan sumber mengapa singapura bisa menjadi negara maju seperti sekarang inji adalah dari pelabuahan-pelabuhannya. Mereka mempunyai sistem pelabuhan yang sangat maju, tarif yang murah, pajak yang rendah, pelayanan yang sangat memanjakan bagi kapal mdan awak kapal yang singgah ke pelabuhan di singapura. Bukan hanya itu saja kebijakan yang tidak repot membuat pelabuhan-pelabuhan di singapura selalu mramai oleh kapal-kapal yang akan melakukan proses perdagangan.

Sekarang balik lagi ke negara kita yang penuh dengan kekayaan alamnya. Kenapa banyak kapal-kapal asing masuk dan mencuri ikan-ikan di laut indonesia. Bukan hanya dari luar, kita introspeksi masyarakat kita sendiri banyak dari kita yang melakukan hal tjidak sepantasnya dilakukan seperti pengambilan karang yang masih hidup di lautan yang notabene sebagai tempat tinggal para ikan atau sebagai penyeimbang ekosistem laut belum lagi para nelayan yang mencari ikan dengan dengan cara yang tidak diperbolehkan oleh negara. Itu hanya sebagian contoh kecil dari ego warga indonesia sendiri. Masihkah kita menyalahkan pemerintah dalam hal ini? Oke, kita beralih ke tepian.

Pelabuhan, kenapa pelabuhan di indonesia kurang beerkembang? Jawabannya selain manajemen yang kurang bagus yaitu kenakalan para oknum yang serakah yang hanya memenmtingkan dirinya sendiri. Mereka mematok tarif yang tinggi yang tidak sesuai pemerintah tetapkan. Mereka menerima suap dari kapal-kapal yang membawa barang ilegal dari luar atau kapal-kapal dari dalam akan keluar. Dana dari pemerintah untuk pembangunan pelabuhan malah untuk pembangunan rumah tangganya sendiri.

Disini bukan hanya pemerintah yang patut berpikir untuk itu, akan tetapi rakyat juga haarus ikut serta agar indonesia menjadi negara nlyang kita impi-impikan dari dulu. Mengoptimalkan seluruh yang ada di laut dan semua kesempatan untuk indonesia. Sebenarnya dari pemerintaah pusat sudah melakukan kebijakan-kebijakan yang sangat tegas dan bagus seperti pengeboman kapal-kapal liar dari luar yang mencuri ikan-ikan di laut kita oleh menteri susi. Peluasan dan penambahan pelabuhan-pelabuhan disetiap daerah oleh presiden. Akan tetapi seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya banyaknya oknum-oknum yang tidak beertanggung jawab membuat kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan. Maka sekarang kita sama-sama bersuara dan berpikir untuk membantu pemerintah dan untuk INDONESIA MAJU!!

sumber : gambarcantik.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline