Lihat ke Halaman Asli

Ulil Ummah

Pendidik

Kelompok Belajar

Diperbarui: 13 Juni 2024   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

IPA VS IPS

Konsentrasi belajar buat kalian yang sekarang di bangku SMA, pasti tau dengan istilah "penjurusan". Penjurusan di SMA  secara umum dibagi menjadi IPA (Ilmu pengetahuan alam) dan IPS (ilmu pengetahuan sosial). Dulu  masih ada beberapa sekolah yang masih memberikan opsi jurusan Bahasa dan keagamaan (mungkin sekarang masih ada juga). Bahkan sebelum itu, penjurusan di SMA dibagi menjadi lebih spesifik, ada jurusan Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa, dll. Namun pada kesempatan ini hanya akan di bahas tentang IPA dan IPS sesuai yang ada di Madrasah Aliyah Negeri Tana Toraja.

Secara keilmuan penjurusan memiliki tujuan untuk membuat peserta didik jadi fokus sama salah satu rumpun ilmu pengetahuan tertentu. Berarti idealnya yang belajar IPA akan lebih fokus belajar tentang ilmu-ilmu yang mempelajari bagaimana alam ini bekerja seperti Fisika, Kimia, dan Biologi. Sementara jurusan IPS akan lebih dalam belajar ilmu tentang interaksi sosial masyarakat seperti Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi. Cuma masalahnya, apakah betul pemisahan jurusan antar IPA dan IPS merepresentasikan konsep itu?

Sudah di pastikan jawabannya "tidak", anak IPA dan IPS  punya ranahnya masing-masing, akan tetapi kalo kita kembalikan pada realita, tidak bisa dipungkiri bahwa ada fenomena ganjil dalam dunia pendidikan kita, dimana jurusan IPS dinilai lebih inferior dibandingkan jurusan IPA. Bahkan kalo dibedah, jurusan IPA seolah-olah dipandang sebagai jurusan yang berisi anak-anak yang rajin belajar, suka berhitung, anak baik-baik, dan pekerja keras,. Sedangkan anak-anak IPS dipandang sebagai kumpulan anak yang males belajar, tukang main, suka membolos,  lebih jago hafalan, punya kemampuan bergaul yang lebih oke dibandingkan dengan anak-anak IPA.

Pandangan seperti itu sebenanrnya hanya miskonsepsi yang sudah men jadi semacam stigma tidak tertulis selama bertahun-tahun dari generasi ke generasi. Stereotype semacam ini tidak cuma ada di pikiran pelajar SMA, tapi juga sampai ke kalangan orangtua bahkan beberapa guru tertentu. Masih banyak sekali orang tua yang bangga ketika anaknya masuk jurusan IPA, bahkan ingin sekali anaknya menjadi dokter, begitu juga dengan beberapa guru masih berpandangan kalau anak IPA jauh lebih baik daripada anak IPS. Kesempatan kali ini, saya akan mencoba membahas beberapa miskonsepsi atau pandangan umum yang keliru antara jurusan IPA dengan jurusan IPS. 

Pandangan yang benar dalam memilih jurusan :

IPA ATAU IPS SAMA BAIKNYA,  IPA atau IPS memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan Beasiswa, IPA atau IPS akan memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pekerjaa,dan IPA atau IPS akan sama suksesnya di masa depan.

Apabila salah dalam memilih jurusan akan berakibat fatal: peserta didik bisa stress, tidak percaya diri, semangat belajar rendah, teguran orang tua, teguran guru dan Pandangan rendah dari teman-teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline