Mi ayam mah biasa aja, siapa yang tak tahu? Siapa yang belum pernah mencoba? Kalau ada yang belum pernah, yuk berpetualang makan mi ayam di berbagai warung yang berbeda-beda.
Ketika tangtangan ini saya ungkapkan seorang kawan bertanya, "Gimana nanti kalau ketemu mi ayam yang ga enak?" Dan saya hanya bisa bilang, "Mana tahu enak atau enggak kalau belum pernah dicoba?"
Mi, makanan sejuta umat, sejatinya lebih ya, karena umat manusia sejagad pasti pernah ngerasain enaknya makan mi. Makanan dari negeri tirai bambu ini memang luar biasa mendunia, bahkan saya baru tahu ada mie yang diproduksi khusus buat balita. Nah jadi nambah kan penikmat mi, dari balita sampai lansia.
Filosofi mi sendiri adalah panjang umur, makanya kalau makan mi seperti yang sering di tonton di drakor, jarang sekali atau hampir tidak pernah mereka menggigit minya, yang ada mereka langsung menghirupnya hingga ujung mi yang terpanjang masuk mulut.
Saya sendiri termasuk penggemar berat mi, khususnya mi instan yang selalu jadi menu sarapan saya sebelum berangkat kerja. Namun karena alasan kesehatan akhirnya saya hentikan kebiasaan mengkonsumsi mi instant secara rutin.
Kini saya hanya makan mi instan jika muncul varian rasa baru saja dan tentu persediaan mi instan di rumah tidak boleh lebih dari empat bungkus dengan aturan main makan maksimal dua bungkus saja per bulan.
Baiklah kalau mi instan kurang baik untuk kesehatan, karena kandungan bahan pengawet, penguat rasa, pewarna dan lain sebagainya, jadinya untuk memuaskan akan makanan kesukaan saya beralih ke mi ayam.
Sebelum masa puasa pra paskah, hampir setiap minggu saya jajan mi ayam, namun bukan mi ayam di satu warung itu-itu saja. Namanya penggemar mi, saya selalu singgah di warung mi yang berbeda-beda sekedar buat review kecil dan merasakan perbedaan rasa serta penyajiannya.
Dari yang harga semangkok Rp. 7.000 hingga yang Rp.40.000 saya cobain semua dan tidak ada satupun yang bisa saya bilang tidak enak. Semuanya enak dengan kelebihan dan kekurangannya, toh semuanya saya santap dengan nikmat dan habis hingga mangkok bersih.
Mi ayam, salah satu varian olahan mi yang menjadi favorit saya
Mi ayam pertama yang saya kenal waktu kecil harganya hanya Rp. 350 per mangkok dan sekarang rata-rata Rp. 10.000 per mangkok.