Lihat ke Halaman Asli

Ulil Lala

Deus Providebit - dreaming, working, praying

Merantau ke Sumatera Selatan, Inilah Ragam Hal Menarik dari Provinsiku yang Istimewa

Diperbarui: 5 Februari 2021   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan Ampera di kala malam | dokumentasi pribadi

Bulet besak panjang mak lengan. Kejel-kejel rasonyo marem. Masok ke mulut matonyo mejem. Mertuo lewat masih di telen. 
Kejel keras sudah biaso, asak bae iwaknyo teraso. Digoreng pake minyak kelapo, jadi nambah lemak rasonyo.
Pempek lenjer oi pempek lenjer, siapo nyingok pastilah ngiler. Pempek lenjer oi pempek lenjer, makan sikok pacak kelenger.
Mangcek bicek janganlah lupo ngawak balek oleh-olehnyo. Pempek lenjer samo cukonyo kito makan besamo-samo.

Ada yang tahu itu lirik lagu dari mana? Atau malah belum tahu itu lirik lagu? Yang pasti jawaban pertama Anda adalah itu lagu dari Palembang, karena ada kata pempeknya hehehe dan itu juga jawaban saya waktu pertama kali dengar lagu itu dinyanyikan dalam upacara tujuh belas Agustus di salah satu kompleks sekolah swasta di kota Palembang. Tapi saya koreksi sedikit ya, sebenarnya itu adalah jenis lagu daerah dari provinsi Sumatera Selatan yang ibu kotanya adalah Palembang. 

Palembang dikenal luas masyarakat Indonesia karena makanan khasnya, yaitu pempek. Makanan yang terbuat dari ikan giling yang dicampur tepung sagu dan bumbu utama bawang putih, lada serta garam dapat diolah menjadi beberapa varian pempek antara lain pempek lenjer, adaan, kapal selam, telur kecil, kulit, tahu, lenggang, otak-otak dan aneka kudapan seperti lagsan, burgo, tekwan dan model. 

Jangan ditanya rasanya, pasti enak itulah jawabannya. Untuk ikannya sendiri yang jadi andalan ikan gabus, ikan tengiri dan ikan parang-parang. 

Namun menurut warga Palembang yang paling enak ikan belido, hanya saja ikan ini mulai langka, jadi jarang dipakai dan menjadi salah satu icon kota Palembang khususnya dalam hal kuliner. 

Pempek dengan beberapa varian | nusadaily.com

Selain identik dengan pempeknya, provinsi ini juga kaya dengan kuliner khas yang tak jauh dari bahan utama ikan, sebut saja pindang patin, pepes patin tempoyak, gulai kepala ikan, pindang tulang (dari sapi bagian rusuk) dan masih banyak lagi. Kalau saya sudah jelas pindang tulang, karena olahan ikan lainnya tak sejalan dengan lidah saya orang Jawa.

Sebagai masyarakat pendatang di provinsi ini, tak lengkap rasanya kalau belum menginjakkan kaki ke salah satu tempat terkenal yang menjadi maskotnya provinsi Sumatera Selatan dan menyusuri salah satu sungai terpanjang di Indonesia. Mana lagi kalau bulan sungai Musi dan berfoto di jembatan megah Ampera.

Saya sangat kagum melihat sungai yang begitu besar dan panjang, juga jembatan yang panjangnya kurang lebih satu kilometer melintas di atas sungai Musi menghubungkan daerah Ulu dan Ilir. 

Dulu, sungai Musi menjadi jalur utama perdagangan, hingga sekarang pun masih sebagai sarana transportasi air. 

Bukan hanya perahu-perahu kecil untuk wisatawan atau penumpang ke kota lain, tapi juga kapal-kapal tongkang yang memuat hasil tambang seperti pasir dan batubara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline