Serius sih aku memang berpikir demikian, apalagi aku juga bukan penulis profesional, namun begitu aku juga kerap belajar untuk tetap menulis dengan baik. Namun sejak awal nulis di beberapa platform sosial media ya memang santai sih, bahkan dulu dalam artikel aku tak sungkan menulis singkatan seperti yg (yang), tdk (tidak) atau gpp (nggak apa-apa). Semakin banyak artikel yang kutulis ternyata membuat aku memahami tulisan itu mempengaruhi kenyamanan pembaca makanya berusaha sebisa mungkin menulis dengan baik. Tapi aku ya nggak keberatan bila menemukan bacaan yang typo atau penulisan tak sesuai EYD atau KKBI, nggak sampai membuat aku bete dan mempertanyakan kredebilitas seseorang.
Tulisan Typo, Otak Tetap Mampu Memahami
Aku sering membaca teks yang salah ketik tapi aku tetap bisa ngerti? Meski ada typo, otakku seolah-olah "auto-benerin" dan pesan tetap tersampaikan dengan jelas. Nah, ternyata cara kerja otak dalam membaca itu memang keren banget! Otak nggak fokus sama setiap huruf, tapi lebih ke bentuk kata dan konteks keseluruhan. Makanya, kalau ada kesalahan ketik, kita masih bisa paham artinya tanpa kesulitan.
Ini nih, 5 cara otak bekerja saat kita membaca, meski ada typo!
1. Pemrosesan Visual Super Cepat , biar kalian tahu ya bahwa otak kita nggak perlu baca satu-satu huruf, cukup kenali pola bentuk kata secara keseluruhan. Selama huruf pertama dan terakhir bener, otak masih bisa menebak maknanya dengan cepat.
2. Pengenalan Pola (Pattern Recognition), Saat membaca, otak kita jago banget mengenali pola. Jadi meskipun ada huruf yang salah, otak udah punya konteks dari kata-kata sebelumnya dan langsung bisa nebak maksudnya.
3. Konteks Lebih Penting dari Ejaan, Buat otak, yang lebih penting itu makna dan pesan, bukan sekadar aturan bahasa kayak EYD. Otak kita cenderung fokus ke informasi yang mau disampaikan, bukan ke kesalahan kecil kayak typo. Otak lebih milih kecepatan dan efisiensi memahami pesan daripada memperhatikan detail kecil seperti typo.
4. Pengalaman Membaca Membentuk Kebiasaan, Semakin sering kita baca, otak semakin terbiasa dengan gaya bahasa yang mungkin nggak selalu sesuai aturan. Kalau kita udah biasa, kesalahan kecil kayak typo jadi nggak masalah.
Perlukah Menulis Blog Sesuai Kaidah KBBI?
Nah menurut kalian kalau nulis blog, apakah harus selalu patuh pada KBBI? Kalau aku sih itu tergantung! Kalau kamu pengen blogmu terkesan formal dan profesional, mengikuti KBBI jelas penting. Tapi buat blog yang lebih santai dan personal, fleksibilitas bahasa justru bisa bikin tulisanmu terasa lebih akrab. Blogku mungkin salah satu yang menulis dengan gaya santuy, apalagi setelah memahami Google juga sering mengutamakan kata kunci yang nggak selalu sesuai KBBI, karena mereka lebih fokus pada kebiasaan pencarian pengguna. Jadi, menulis sesuai kaidah itu penting, tapi jangan terlalu khawatir soal typo atau aturan ketat, selama pesanmu tersampaikan dengan baik!
Aku juga seorang karyawan yang mengurus beberapa dokumen penting seperti perjanji kerjasama dengan pihak ketiga, dan menulis isi kontrak juga harus hati-hati mungkin karena itu juga aku mau nggak mau mencari tahu kaidah penulisan yang benar namun untuk urusan ngeblog aku ingin lebih santai, aku ingin tulisanku mewakiliku cara aku bercerita. So far teman yang mengenalku seolah merasakan kehadiranku dalam tulisanku.