Lihat ke Halaman Asli

Uli Hartati

TERVERIFIKASI

Blogger

Ada Apa dengan Perempuan dan Transisi Energi Terbarukan?

Diperbarui: 18 Juni 2024   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by @ulihape

Hai Generasi X!

Menyapa teman seangkatan hehe, bagi generasi X saat di sekolah pasti terbiasa dengan ungkapan "Perempuan adalah tiang negara" pokoknya kalau perempuan OK maka negara OK, sebaliknya gara-gara perempuan sebuah negara bisa hancur" , wow!

Sebagai seorang perempuan apalagi sudah menjadi seorang Istri dan Ibu kalian akan paham bahwa kekuatan kita tuh luar biasa memang haha! Semua hal kita urusi, semua tugas menteri pak Jokowi sudah biasa kita lakukan dalam satu waktu, percaya nggak? Dalam urusan rumah tangga seorang perempuan terlibat dalam perencanaan, pelaksana, pencari solusi bahkan memegang peranan melakukan plot twist . Makanya ada istilah perempuan adalah makhluk terkuat di muka bumi haha, lantas apa hubungannya sih dengan isu transisi energi terbarukan?

"Women are disproportionately affected by climate change, but they are also important actors of change and contributors to climate mitigation and adaptation." (UN Women, 2019). 

Merujuk hal di atas ini menunjukkan bahwa meskipun perempuan sering kali lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim, mereka juga memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada solusi, setuju?

Perempuan bukan hanya pengguna energi tetapi juga agen perubahan yang signifikan dalam transisi menuju energi terbarukan. Peran perempuan dalam konteks ini sangat penting dan relevan, terutama jika kita mengaitkannya dengan upaya organisasi seperti Oxfam dalam memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan.

Oxfam, sebuah organisasi global yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan ketidakadilan, telah lama mengadvokasi pemberdayaan perempuan sebagai bagian integral dari strategi pembangunan yang berkelanjutan. Dalam konteks transisi energi terbarukan, perempuan memainkan peran yang tidak tergantikan sebagai agen perubahan.

Ini dia beberapa alasan mengapa perempuan adalah kunci dalam transisi ini:

1. Pengelolaan Rumah Tangga yang Efisien : Perempuan, terutama di negara berkembang, sering kali bertanggung jawab atas pengelolaan rumah tangga., bener ya Bu Ibu? Kita terlibat langsung mengurus kebutuhan energi untuk memasak, penerangan, atau sekedar memberikan air hangat bagi keluarga, makanya sudah tepat emmang menjadikan perempuan sebagai agent of change!

2. Pendidikan dan Kesadaran : dalam sehari berapa kali merepet Bu? Kanda ayo matikan lampunya, Papi tolong nyalakan air, Kayama jangan buang sisa makanan! Begitulah aku menjalankan peranan dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Seorang Ibu dapat mengajarkan generasi muda tentang pentingnya energi terbarukan dan praktik berkelanjutan, sehingga menciptakan kesadaran yang lebih besar tentang isu-isu lingkungan sejak dini.

3. Pengambilan Keputusan, suami meski kepala rumah tangga tapi mereka selalu menyerahkan keputusan pada istrinya, mengapa? Karena perempuan selalu ingin dimengerti haha, tapi nyatanya bukan dalam lingkup rumah tangga saja bahwa peranan perempuan dalam pengambilan keputusan di tingkat komunitas dan pemerintahan dapat mempercepat transisi energi terbarukan. Perempuan sering kali membawa perspektif yang berbeda dan lebih inklusif, yang penting untuk mengembangkan kebijakan energi yang adil dan efektif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline