Lihat ke Halaman Asli

Uli Hartati

TERVERIFIKASI

Blogger

Maksimalkan Peluang Suara dari Berbagai Segmen Masyarakat

Diperbarui: 30 Januari 2024   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by Ulihape

Pemilu bukan hanya tentang memenangkan hati pemilih yang setia, tetapi juga mengenali dan memahami berbagai segmen masyarakat yang memiliki potensi suara. Kali ini aku mau membahas cara mempertahankan peluang suara dari berbagai segmen yang ada dalam masyarakat misalnya golongan nenek-nenek, kelompok golput, dan individu yang memiliki ketidaksukaan terhadap salah satu calon. Mungkin kek remeh tapi yakin deh kalau kalian luput maka bisa menikung suara loh.

1. Memenangkan Hati Nenek-Nenek

Bukan tanpa sebab aku menyebutkan golongan nenek-nenek. Pasalanya Mamakku ada dalam golongan ini. Bukan bermaksud ria ya, inshaallah bukan. Mamakku termasuk nenek yangs ering didoakan tetangga dan geng nenek lainnya untuk sehat dan panjang umur, apa sebab? Meski Mamakku bukan orang kaya namun beliau senang berbagi. Alhasil teman-teman Mamak which is nenek-nenek yang udah malas mikir dan nggak paham juga keriuhan di sosial media, nggak melek juga sama sosok yang mau dipilih. Alhasil teman-teman Mamak selalu bertanya "Bu Medan siapa yang harus kami coblos?" Nah arahan dari nenek untuk nenek-nenek ini bisa peluang buat nambah suara loh ya. Coba dekatin deh mesjid-mesjid tiap sore isinya nenek-nenek pengajian. 

Entah kebetulan atau bagaimana hampir dimana kami menetap mesjid itu selalu dijamah oleh kader PDIP, makanya seragam pengajian Mamakku rerata warna merah haha. Akupun tak tinggal diam mengarahkan Mamakku untuk mengajak temannya memilih pilihan yang aku mau haha, tentu saja nggak gratis, yah mana adalah makan siang gratis. Rugiii dong! 

2. Merayu Golongan yang Benci pada Salah Satu Calon

Pemilu kali ini ada banyak hestek #AsalbukansiX ini pertanda ada kelompok pemilih yang nggak peduli siapapun pemenangnya selama bukan yang dia nggak suka. Menurutku peluang buat timses masuk ke segmen masyarakat tipe ini, sangat bisa diubah pola pikirnya. Ada seorang teman yang benci banget dengan partai X sehingga membuat dia nggak mau pilih siapapun yang dicalonkan partai X tersebut. Ketika berdiskusi denganku pada akhirnya dia menyerah, kebencian yang ada padanya hanya berasal dari infografis yang tak jelas kebenarannya, begitu aku ajak diskusi dan lihatkan fakta-fakta pada akhirnya dia melunak dan akan mempertimbangkan apa yang aku pilih. See? asal mau mengajak diskusi terbuka dengan fakta maka peluang menambah suara dari kelompok ini ada banget!

3. Menangani Golput dengan Inklusivitas

Golput itu nyata ada di lapangan, sayang banget kalau sampai nggak dijamah, timses di daerah bisa banget bergrilya meyakinkan kelompok pemilih golput, bahkan kalimatku pada mereka yang ingin golput nyatanya bisa mengubah pikiran "bukan tak ada pilihan, Allah marah loh kalau tak mau memilih, nanti nggak milih juga bakalan dipertanggungjawabkan dan bakalan susah jelasinnya karena lu bakalan jelasin plus minus semua calon haha" alhasil ikut nyoblos juga deh!

4. Pemilih Muda

Nah anak muda belum tentu juga antusias dengan pemilu, ada seorang anak muda bilang kepadaku "kenapa sih kak kata Mamaku lebih nyaman era Pak Harto", wadidaw dia anak muda generasi tiktok udah nggak mau tahu sama sejarah haha. Ada pula pemilih muda memiliki kepentingan dalam isu-isu seperti pendidikan, pekerjaan, dan kebijakan yang memengaruhi masa depan mereka, mungkin ini akan lebih enak ngarahinnya lewat kampanye para calon ya. 

5. Pemilih Perempuan

Jangan remeh sama suara perempuan apalagi yang udah jadi istri sekaligus emak-emak. Contohnya ya aku aja, suami mau nggak mau ku paksa satu suara denganku. Mau bilang nggak boleh? Ssst ini rumah tanggaku jangan turut campur hahaha. Yuk timses jangan sampai lolos suara perempuan ya!


Nah itu dia 5 segmen peluang suara yang ada di masyarakat, jangan sampai lengah hanya karena suka jadi trending topik, jangan sampai leyeh-leyeh karena polling yang kampanyenya kita gerakkan sendiri, dah itu aja dulu ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline