Lihat ke Halaman Asli

Uli Hartati

TERVERIFIKASI

Blogger

Sosok Inspiratif Sahabat Lansia - Hardinisa Syamitri

Diperbarui: 30 September 2023   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hardinisa Syamitri - Sahabat Lansia by ulihape

Halo Kompasianer!

Masa depan Indonesia ada pada pemikiran kita, tak perlu menjadi Menteri atau Presiden untuk bisa memberi kontribusi lewat hal sederhana nyatanya mampu membawa perubahan dan hal ini lah yang dilakukan Astra lewat Program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards.

Sejak lama aku sudah mengetahui adanya Program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards which is merupakan tonggak penting dalam upaya memajukan masyarakat Indonesia melalui pengakuan dan penghargaan terhadap individu maupun organisasi yang memberi manfaat bagi banyak pihak. Program ini merupakan salah satu inisiatif dari Astra International, salah satu perusahaan terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, yang telah berperan aktif dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial negara ini.

Program SATU Indonesia Awards diluncurkan pada tahun 2011, dengan visi yang jelas untuk menginspirasi dan memotivasi lebih banyak orang untuk berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap semangat Astra dalam memajukan masyarakat Indonesia melalui berbagai bidang seperti pendidikan, lingkungan, kesejahteraan sosial, dan inovasi.

Dengan adanya program SATU Indonesia Awards aku bisa membaca kisah dari banyak sosok-sosok inspiratif dan salah satunya adalah kisah dari seorang bidan muda bernama Hardinisa Syamitri yang berasal dari Talang Anau Sumatera Barat. Beliau memenangkan kategori di bidang Kesehatan pada Tahun 2013 dengan kisah menjadi Sahabat Lansia.

Kebetulan di depan rumah orang tua saya di Palembang adalah sebuah Panti Jompo berisikan belasan Lansia mereka berada di panti jompo dengan beragam alasan yang tetap saja menimbulkan rasa pilu di hatiku. Melihat kedua orangtuaku yang kini sudah berada pada kategori Lansia memang sering menimbulkan "kerepotan" bukan secara materi tapi ke mental. 

Sebagai anak aku paham betul bagaimana sabarnya orang tua dalam membersamai kita, namun sebaliknya bukan hal mudah Ketika membersamai lansia, karena inilah aku kagum akan kisah dari Hardinisa Syamitri, tahun 2013 sudah membaca isu lansia dimana kini semakin banyak keberadaan lansia dengan sederet cerita pilu.

Butuh banyak sosok seperti Hardinisa supaya lansia punya sahabat, mereka laying diperjuangkan menuju masa tuanya, bukan hanya anak menuju dewasa yang patut diperhatikan. Kalau keluarga tak lagi bisa menjadi tempat mereka berteduh maka sosok seperti Hardinisa perlu dikloning supaya ketika tak kembali ke rumah lansia tetap bahagia.

Mengapa Lansia Harus Diperhatikan

  • Penuaan Penduduk : Populasi lansia di banyak negara terus bertambah seiring dengan peningkatan harapan hidup. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian dan perawatan yang memadai.
  • Kesehatan Fisik dan Mental : Lansia sering menghadapi tantangan kesehatan fisik dan mental yang berbeda, seperti penyakit kronis, demensia, dan isolasi sosial. Perhatian yang baik dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka.
  • Kekayaan Pengalaman : Lansia memiliki pengalaman hidup yang berharga dan pengetahuan yang dapat dibagikan kepada generasi muda. Merawat mereka adalah bentuk penghormatan atas kontribusi mereka dalam masyarakat.

Keberadaan lansia tak bisa dipisahkan dari Masyarakat lainnya, hal inilah yang disoroti oleh seorang bidan muda bernama Hardinisa Syamitri, tugasnya membawa perubahan dalam masyarakat yang skeptis terhadap tenaga kesehatan khususnya wilayah Talang Anau Sumatera Barat.

Mengenal Sosok Inpiratif Hardinisa Syamitri

Bagi banyak dari kita, istilah seperti jarum suntik, pil, vaksin, atau check-up medis adalah hal yang biasa. Namun, di Jorong Luak Begak, pilihan utama saat sakit adalah pergi kepada dukun kampung, bukan tenaga kesehatan. Bahkan ketika ada tenaga kesehatan yang ditugaskan di daerah ini, mereka seringkali meragukan kemampuannya. Karenanya keberadaan tenaga Kesehatan pada tahun 2006 masih kalah pamor daripada dukun beranak. Saat itu, persalinan juga sering dibantu oleh dukun beranak daripada tenaga kesehatan. Ini telah menyebabkan tingkat kematian ibu dan anak yang cukup tinggi di daerah tersebut karena kurangnya bantuan medis yang tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline