Banyaknya kasus perceraian saat ini kadang membuat aku bertanya, apa sih penyebabnya? Kenapa harus menikah kalau ujungnya merasa tidak cocok? Mengapa memutuskan berpisah karena merasa berbeda sudut pandang?
Lain hal bila perceraian itu karena kekerasan dan perselingkuhan maka nggak ada kata lain selain aku mengaminkan mereka yang memutuskan pernikahan karena dua hal tersebut.
Aku pribadi terlahir sebagai muslim karena itu aku berkeyakinan menikah adalah menuju kesempurnaan beribadah, sebagai kaum hawa aku dicap "telat kawin" makanya di usia yang ke 42 anak paling gedeku saja baru akan berusia 8 tahun hehe, namun aku percaya bahwa Jodoh sama dengan kematian waktunya hanya Allah yang tahu.
Selama aku menelusuri waktu kesendirian, ada banyak label yang disematkan padaku "makanya jangan milih-milih", "kerja terus sih!" dan nggak sedikit mereka adalah orang-orang yang juga punya jarak waktu untuk menemukan jodoh.
Sebelum menikah ada banyak curhat dari teman-temanku, dari sinilah aku mengumpulkan berbagai hipotesa dan mampu membuat kesimpulan "bahwa ketika kamu memutuskan menikah jangan punya tujuan macam-macam selain membina rumah tangga"
Emang ada gitu orang menikah tujuannya macam-macam? Itulah yang aku lihat, ada yang menikah karena merasa sudah saatnya, ada yang menikah karena bosan hidup bersama orang tuanya, ada yang menikah karena rindu sosok seseorang, ada yang menikah karena ingin memperbaiki kualitas hidupnya kalaulah karena alasan itu maka yakinlah menikah akan membuat kalian kecewa.
Usia pernikahanku sih baru otw 9 tahun, belum lama namun yang bisa aku pastikan selama 9 tahun membina rumah tangga alhamdulillah belum ada ledakan antara aku dan suami, bahkan teori bilang kalaopun ada ledakan di 5 tahun pertama maka itu wajar. Mungkin ini bukan tips tapi hanya sharing bagaimana aku memandang sebuah pernikahan.
Menikah Untuk Ibadah
Terbaca sangat klise tapi itu yang aku lakukan, andai bukan untuk ibadah jelas aku memilih untuk tak menikah haha. Ternyata benar adanya begitu aku menikah memang semua tentang ibadah, bagaimana aku harus bisa menerima pasangan, bagaimana aku terus menjadi seorang anak meski sudah menjadi istri.
Bagaimana aku memuliakan keluarga dari suami which is kenalnya juga baru beberapa saat namun harus bisa menganggap sama dengan keluargaku sendiri. Jadi benarlah adanya menikah itu untuk ibadah, ini bukan hanya sekedar bebas memuaskan hasrat seksual.
Makanya kalau di barat bisa kita lihat bahwa pasangan yang sudah punya anakpun bisa tak terikat dalam sebuah pernikahan artinya pernikahan itu adalah sesuatu yang lebih berat dari sekedar memiliki anak secara bersama.