Lihat ke Halaman Asli

Uli Hartati

TERVERIFIKASI

Blogger

Berbukalah dengan Menu yang Tepat

Diperbarui: 21 Mei 2019   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : IDNTimes.com

Benarkah demikian ?

Aku pribadi memang penyuka makanan manis, makin manis makin ku suka. Teringat di masa lampau, menjelang berbuka badan sudah terkulai lemas. Kala itu aku masih kelas 1 SD, merengek meminta minum untuk melepaskan dahaga. Dulu ilmu kajian itu belum marak, pengetahuan agama bisa dibilang hanya ilmu warisan turun temurun. Sehingga yang kami ketahui adalah "Berbukalah dengan yang manis". 

Apakah itu hadist? Nyatanya kata mamak bukan hadist yang mendasari kami berbuka dengan yang manis melainkan kondisi tubuh yang lemas dan biasanya akan segera pulih ketika meminum teh manis hangat. Dulu kurma itu sepertinya jenis makanan langka, ketemu kurma kalau ada orang pulang haji. Tahun 80 an istilah umroh pun masih langka yang ngetrend memang naik haji. Jadi tahun 80an berbuka dengan yang manis itu justru identik dengan minuman bukan makanan.

Aneka Minuman Manis

Aku dibesarkan di banyak daerah di pulau Sumatera, sewaktu kecil pahamnya memang berbuka dengan yang manis adalah minuman bukan makanan. Setiap hari mamak membuat aneka minuman manis seperti air sirup, teh manis, cendol, dan susu. Selama berpuasa memang kondisi tubuh menahan lapar dan haus, otomatis kadar gula darah juga menurun that's why kalau puasa bawaan badan akan lemas dan mengantuk. Ketika waktu berbuka tiba maka bawaannya sudah langsung ingin minum yang manis.

Kurma

Tahun 90an ketika kurma sudah banyak dipasaran mulailah aku mengetahui bahwa Rasul berbuka dengan kurma, bila tak ada kurma baru dengan air. Sejak itu mamak mulai sering membeli kurma untuk santap berbuka kami, tapi aneka minuman manis masih menemani kami bahkan jarang banget konsumsi air putih bila berbuka.

Menu yang Tepat

Pro kontra berbuka dengan yang manis ini masih saja menjadi bahasan, kalau secara hadist memang dianggap tak pernah ada. Namun bila melihat kebiasaan Rasul yang berbuka dengan kurma, maka anjuran berbuka dengan yang manis masih bisa kita anggap baik selama manisnya adalah alami bukan pemanis tambahan.

Karenanya mamak selalu bilang enggak ada masalah kita berbuka dengan yang manis selama kita konsumsi dalam jumlah yang tepat. Lagian tubuh memang sudah lemas seharian tak makan dan minum, untuk membangkitkan energi maka pilihan berbuka dengan yang manis adalah tepat selama masih dalam jumlah yang tepat. Kebayang enggak kalau terlalu paranoid, sudah lemas berbuka hanya dengan air putih ? Dijamin deh ibadahnya enggak khusyuk atau kalau khusyuk tapi badan lemas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline