Lihat ke Halaman Asli

Uli Hartati

TERVERIFIKASI

Blogger

Marandus Sirait, The Man Who Made Andaliman Go International

Diperbarui: 9 April 2019   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pagi itu kaki melangkah untuk sebuah acara yang selalu mengangkat tema kekayaan alam Indonesia. Yayasan Doktor Sjahrir yang bergerak untuk mengawal pelestarian hutan dan alam kali ini mengajak blogger untuk mengenal Andaliman yang merupakan rempah asli pinggiran Danau Toba dengan Tema "Andaliman Cita Rasa Danau Toba".

Ketika aku memasuki ruangan di sebuah sudut berdiri seorang Pria yang rambutnya mulai beruban, dengan ramahnya menyapa para blogger dan memperkenalkan aneka produk yang ada di meja nya. Dari logatnya jelas aku tahu beliau orang batak dan dengan semangat 45 beliau menjelaskan bahwa semua olahan produknya mengandung Rempah khas batak si "Andaliman".

Buatku pribadi Andaliman ini memang Rempah khas batak yang selalu membuat rindu, dan alhamdulillah nya aku selalu menemukan orang batak yang menjual aneka bumbu batak jadi memang selama ini enggak pernah kehilangan akan Andaliman, tapi sejak lama selalu berpikir kapan sih Andaliman ini ada dalam bentuk bubuk ? Supaya bisa awet dan anytime pengen bisa langsung eksekusi resep masakan. 

Andaliman Rempah Asli Batak

Acara pun dimulai menjelang pukul 10.00 wib, Ibu Amanda Katili membuka sesi dengan menceritakan sebuah event International pada tahun 2018, dimana Andaliman diperkenalkan ke mata dunia, respon positif  jelas terlihat dengan laris manisnya masakan Indonesia yang diracik menggunakan rempah andaliman.

Setelahnya Ibu Amanda memperkenalkan seorang Bapak which is beliau adalah pria yang berdiri tadi namanya Bapak Marandus Sirait, awalnya kami tertawa mendengar celoteh beliau, perjalanan hidupnya yang tampak lucu sampai akhirnya enggak terasa kami terdiam menatap haru "wow..gila men ini Bapak kok hatinya mulia banget" ! Siapa sih Marandus Sirait ini ?

Mengenal Sosok Marandus Sirait

Jujur aku baru pertama kali ini mendengar nama beliau, disela acara aku mencoba mengetikkan namanya di mesin pencari dan what ? Ternyata beliau adalah salah satu warga negara yang mendapatkan penghargaan Kalpataru pada tahun 2005, perlahan suara pria di depanku menceritakan kisahnya sejak lajang sudah terbiasa melihat hamparan luas hutan milik Ayahnya.

Ketika menjelang SMA akhir keluarganya mengalami kesulitan keuangan dan sebuah solusi hadir ditahun 80-an bahwa areal hutan yang dimiliki keluarganya akan dibeli senilai 1 Milyar rupiah, hatinya sempat berbungan membayangkan dia akan bisa melanjutkan pendidikan ke sekolah yang diidamkannya di kota Medan. Tapi ternyata itu hanya impian karena Ayahnya memutuskan tidak menjualnya. Meski tak bisa menyelesaikan pendidikan formalnya MArandus tetap mengikuti pendidikan informal dengan mengikuti teman-temannya yang kuliah.

Aku belajar tapi bukan sebagai mahasiswa karena aku tak terdaftar, ucapnya dalam talkshow disambut gelak tawa blogger. Lantas hobinya bermain musik mengantarkannya menjadi Guru Musik di Tobasa dan dalam setiap mengajar dia selalu menyampaikan pesan bahwa "Tuhan selalu ingin umatnya menjaga lingkungan". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline