Lihat ke Halaman Asli

Uli Hartati

TERVERIFIKASI

Blogger

Sampahmu, Berkah Kami

Diperbarui: 10 Agustus 2019   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Sampah Mu, Berkah Buat Kami

Perjalanan menjadi Danone Blogger Academy membawa banyak pengetahuan bagi saya, dan hari ini adalah perjalanan yang membuat saya tertegun. Bagaimana tidak, disaat masih banyak orang yang cuek membuang sampah sembarangan, ternyata masih ada orang yang peduli akan lingkungan yang bersih. 

Hari ini saya bertemu dengan Bapak Sriyono selaku ketua Bank sampah Rukun Santoso, dari beliau saya semakin yakin bahwa kepedulian kita terhadap lingkungan yang bersih bukan hanya berdampak pada kesehatan lingkungan saja melainkan ada berkah yang bisa kita raup dari sampah-sampah tersebut.

Danone banyak memberikan edukasi bagi masyarakat di sekitar lokasi pabrik mereka, ya memang ini adalah salah satu program CSR Danone. Dan menurut Pak Rama bahwa Danone tak pernah mengiming-imingkan warga dengan materi, Danone hanya mengedukasi masyarakat dengan banyak ilmu, salah satunya adalah tentang pengolahan sampah. 

Sampai akhirnya masyarakat itu paham maka dengan sukarela mereka melakukannya. Manfaatnya sudah mereka rasakan, bukan hanya bisa mendapatkan penghasilan tambahan, namun lebih dari itu desa mereka menjadi terkenal, bahkan banyak instansi yang berkunjung dan memesan berbagai produk yang diolah dengan menggunakan sampah-sampah yang sudah dibuang.

BANK SAMPAH RUKUN SANTOSO

Wayang kertas dari kardus bekas (Dokumentasi Pribadi)

Berlokasi di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Sriyono mengajak warga sekitar untuk mulai memilah sampah harian mereka, dan dengan di bentuknya Bank Sampah maka setiap warga akan mendapat rupiah, mereka dibuatkan tabungan, jadi dana dari setiap sampah itu di tabung terlebih dahulu. 

Dan ternyata bukan hanya sebatas memilah dan menjual sampah bekas, wargapun diajak untuk membuat banyak barang-barang dari sampah yang ada. Adalah Ibu Ngatini yang mengajak para wanita untuk membuat sampah menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi. 

Di awal kedatangan kami disambut oleh yelyel dari ibu-ibu yang terlibat dalam produksi barang bekas. Mereka setiap hari datang ke Bank Sampah, mengerjakan berbagai produk diantaranya, gelang dan kalung yang dibuat dari kertas bekas yang digulung-gulung lalu dibentuk menjadi aksesoris, kemudian Ibu Ngatini adalah designernya, produk yang banyak diminati saat ini adalah tas, berbagai jenis tas dibuat di Bank Sampah ini, bahkan menurut Ibu Ngatini terkadang mereka harus membeli sampah dari desa lain demi mencukupi permintaan akan produk buatan mereka. 

Saat kami mengunjungi bistro Bank Sampah ini disana tampak banyak pesanan tas dari beberapa instansi pemerintah maupun swasta. Selain tas masih ada wayang dari kardus bekas, kotak tisu dari kertas, baju dan bisa juga menerima pesanan. Saya benar-benar ikutan kagum, dan peserta Danone Blogger Academy tak membuang kesempatan ini untuk berbelanja berbagai produk yang dihasilkan untuk oleh-oleh nanti.

Dokumentasi Pribadi

Sejak didirikan tahun 2013 hingga kini antusias warga untuk menjadi nasabah di bank sampah justru meningkat, semula hanya 30 orang dan kini sudah 120 nasabah. Pak Sriyono mengatakan rata-rata penghasilan yang diterima para nasabah adalah 400-500 ribu dalam sebulan. Nasabah biasanya akan menarik tabungan mereka ketika lebaran tiba. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline