Lihat ke Halaman Asli

Uli Hartati

TERVERIFIKASI

Blogger

Ketika Suami Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga

Diperbarui: 22 Januari 2016   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="AKu dan Lelakiku"][/caption]Yap! Suami ku salah satunya. 

Sebenarnya aku tidak terbiasa melihat seorang pria mengerjakan tugas rumah tangga. Apalagi di keluargaku Papa, adik laki-laki dan abangku jarang sekali dilibatkan dalam urusan rumah tangga. Mungkin karena kami orang Sumatera Utara, Mamak jarang meminta tolong lelaki di rumah untuk membantu pekerjaan yang berhubungan dengan tugas seorang perempuan, pantang atau pamali katanya.

Misal abangku tiba-tiba menyapu maka respon mamak adalah "upiik ambil sapu itu, masak abangmu yang nyapu". Alhasil akupun terbiasa untuk mempunyai perasaan menghargai laki-laki dengan cara tidak membiarkan mereka melakukan apa yang selayaknya dikerjakan seorang wanita. 

Kehidupan berjalan, aku berumah tangga, seperti garis rata-rata penduduk Indonesia maka aku termasuk kategori pasangan yang seadanya saja, belum mapanlah tapi mampu makan-makan ke mall sebulan sekali :D. Di rumah kami tidak ada asisten rumah tangga, selain memang rumahnya kecil (tak ada kamar untuk orang ketiga heheh) maka keuangan keluarga juga tak bisa lagi disisihkan untuk seorang asisten rumah tangga.

Lantas diawal pernikahan semua pekerjaan aku yang lakukan. Menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika dan memasak. Aku masih sanggup dan memang suami sepertinya tidak ada keinginan membantu bukan karena tak ingin melainkan karena semua pekerjaan bisa aku lakukan sendiri dengan mudah. 

Setahun kemudian kami memiliki anak dan drama kerepoton ngurus rumah mulai terjadi. Semula aku sangat bisa melakukan semua hal, lalu mendadak aku seperti kehilangan banyak waktu. Dari menyapu biasanya langsung mengepel kini menyapupun dilakukan sedikit demi sedikit, ada saja urusan anak yang membuat kerjaan menjadi tak tuntas.

Biasanya habis mencuci bisa langsung menjemur, kini menjemur baru bisa dilakukan setelah menidurkan anak. Ahh I am Give Up, rasa letih akhirnya membuat mulut menjadi merepet. Dan malam itu mau tak mau aku berbicara serius dengan suami. 

"Pi.. Mami capek" kalau begini terus gak kuat *1 jam kemudian*, dicapai kesepakatan bahwa suami akan belajar memandikan anak, menyapu, mengepel dan menyetrika. Sebenarnya aku tidak enak dengan semua ini, karena memang aku tak biasa melihat laki-laki mengerjakan tugas perempuan. So apa aja ya mom's yang bisa dikerjakan suami untuk meringankan tugas kita?

Memandikan Anak

Hari pertama, suami aku ajari memandikan anak, hari kedua aku suruh langsung memandikan anak tanpa aku bantu,sukses sampai tahap memandikan. Selanjutnya aku ajari cara memakaikan baju (maklum saat itu anak kami baru berusia 6 bulan) jadi suami agak ngeri-ngeri sedap ngerjainnya. Dan dari kejauhan aku lihat "wah..wah bakalan ada yang sakit ini" suamiku membalikkan badan anak sudah seperti ngebalikkan kardus.

Brukk... alhasil siangnya badan anak panas dan benarlah adanya ada bagian yang keseleo, aku semangati suami "gak apa-apa besok-besok pasti lebih hati-hati. Alhasil sampai hari ini tugas ini bisa dilakukan dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline