Lihat ke Halaman Asli

Uli Hartati

TERVERIFIKASI

Blogger

Reuni Kematian

Diperbarui: 2 November 2015   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reuni, 

Facebook sudah lama menjadi penyebab banyak orang merencanakan untuk membuat sebuah acara reuni. Tak dipungkiri karena facebook ini kita bisa banyak bertemu dengan teman lama, bahkan seperti ikut menyaksikan perkembangannya hari ke hari, dikala teman sedang bahagia pun kita bisa tahu paling tidak itu yang tergambar dari untaian kata yang menjadi status.

Banyak pula orang yang memilih untuk tidak hadir ketika mendapat sebuah undangan reuni, berbagai macam alasan dari ada acara keluarga, belum menikah, tidak ada budget untuk berpenampilan "wah" atau bahkan 'malas'. Bagiku acara kumpul-kumpul ini merupakan sebuah keasikan tersendiri, melihat teman lama, bertemu langsung merupakan sebuah motivasi tersendiri bagiku. Siapapun yang mengajakku untuk bertemu sebisa mungkin aku iyakan, dan selalu ada waktu untuk sebuah silaturahim begitu prinsipku. 

[caption caption="Reuni Ex SMP Papi"][/caption]

Agustus lalu, aku dan teman-teman kuliah yang lulus tahun 2001 berinisiatif mengadakan reuni, seperti yang diduga "gap" itu akan selalu ada, lah dari zamannya sekolah memang kita sudah berkelompok kok, yang doyan jajan buat genknya, yang good looking juga ada genk nya, yang punya hobi ngaji dan mendalami agama ada genknya, jadi otomatis saat ada reuni acara kumpul-kumpul orang yang kita rindu tentu saja genk lama kita. Tapi itu bukan masalah untukku pokoknya bisa lihat teman-teman merupakan keindahan tersendiri bagiku. Acara reuni kami kali ini tidak membahas sesuatu yang serius, semuanya berkumpul hahihi, saling kangen kangenan lalu pulang dengan meninggalkan sampah.

Kemarin suami mengajakku untuk ikut hadir di acara reunian ex teman-teman SMP nya, ya hitung-hitung gantian pikirku. Acaranya standard registrasi, photo booth, makan dan tentu memutar album cupu ketika sekolah. Semua tertawa saling ejek ketika muncul dilayar wajah mereka yang masih muda, termasuk suamiku masih punya rambut lebat dipoto itu hahhaa. Pemutaran album kenangan itu sudah berjalan 5 menit dengan soundtrack lagu Nidji Laskar Pelangi menambah suasana yang hangat, lalu disisa tawa tiba-tiba soundtrack nidji beralih ke lagu charlie ST 12, semuanya jadi riuh "oiiiii kenapa jadi dibawah batu nisan sih" suasana yang temaram dengan lirik "dibawah batu nisan kini kau tlah tersandar" dan poto-poto yang tampil hanya hitam putih dengan seragam SMP tentunya, semuanya dengan senyuman khas anak SMP. Lalu semua tersadar bahwa itu adalah poto teman-teman mereka yang telah mendahului mereka. Pembawa acarapun lalu menyebutkan satu per satu nama almarhum-almarhumah. 

Terharu..jujur aku meneteskan air mata, meski aku tidak kenal semua teman-teman suami ku tapi aku salut dengan usaha paniti reunian ini. Berkali-kali hadir didalam reunian belum pernah ada penghormatan untuk teman-teman yang telah mendahului kami, belum pernah ada sebuah acara untuk yang telah berpulang. Namun kali ini aku merasa beruntung bisa hadir diacara reuni ini, aku tersadar untuk menacari tahu teman-teman yang telah berpulang, mungkin ada jalan untuk berbuat kebaikan disana. Lalu host mengundang seorang teman nya dan ternyata sudah menjadi guru dimana ada muridnya yang merupakan anak temannya. Merekapun sepakat untuk membantu pendidikan anak temannya paling tidak sampai SMA. Dan diakhir acara diumumkan ada sebuah web baru yang dibuat untuk kelanjutan acara reuni tersebut, isinya lebih untuk donasi membantu keluarga teman-teman mereka yang telah berpulang.

Kita tidak pernah tau, detik ini, menit kedepan hidup seperti apa, tapi mengingat kematain adalah cara bersyukur paling ampuh. Reuni kemarin jadi riuh membahas cara menolong keluarga teman-teman yang telah berpulang dan kali ini aku bersyukur bisa hadir untuk mengingat sesuatu yang pasti "kematian"

[caption caption="Kenang-kenangan mug reuninan"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline