Lihat ke Halaman Asli

Hubungan Bilateral Indonesia-Swedia Prioritaskan Pembangunan Hijau

Diperbarui: 28 Desember 2022   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah negara sangat mustahil jika hanya berdiri sendiri tanpa ada campur tangan sedikitpun dari negara lain. Ini dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan suatu negara pasti memerlukan bantuan dari negara-negara luar. Negara sama halnya seperti manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Sebuah negara akan lebih mudah memajukan dan mengembangkan negaranya jika negara tersebut menjalin hubungan internasional.

Dengan menjalin hubungan internasional dapat mencegah adanya konflik antar negara. Saat ada masalah global seperti yang telah terjadi pada beberapa tahun terakhir yakni adanya wabah covid-19, hubungan internasional mempunyai peranan yang sangat penting sehingga sebuah negara dapat menuntaskan masalah global yang ada dengan dukungan dari negara-negara lainnya. 

Selain itu dengan menjalin hubungan antar negara akan memudahkan negara tersebut dalam mencapai kesejahteraan ekonomi. Negara melakukan hubungan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat atau sulit dipenuhi oleh negaranya sendiri. Dalam hal ini negara akan melakukan impor atau ekspor barang dari negara lain.

Nah, pada umumnya hubungan internasional dilakukan secara bilateral. Hubungan bilateral atau bilateral relations adalah suatu hubungan yang melibatkan dua belah pihak. Istilah ini umumnya digunakan untuk menyebut hubungan yang melibatkan dua negara. Khususnya hubungan politik, ekonomi, dan budaya antar dua negara.

Indonesia sendiri telah menjalin hubungan bilateral dengan banyak negara di dunia. Diantaranya sejak tahun 1950 Indonesia sudah menjalin kerjasama dengan Swedia. Swedia merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di wilayah Nordik dan wisatawan Swedia menempati urutan ke-4 terbesar dari Uni Eropa.

Keketuaan Indonesia di ASEAN dan Presidensi Swedia di Uni Eropa 2023 dimanfaatkan oleh kedua negara tersebut untuk memperkuat jalinan kerjasama antar keduanya. Indonesia dan Swedia memiliki kesamaan dalam mengaplikasikan politik luar negerinya. Ini semakin menonjol saat penggelaran pasukan perdamaian PBB dan mendukung kemerdekaan Palestina. Hubungan bilateral pun semakin erat seiring dengan kemajuan ICT, turisme, dan peluang lainnya di bidang lingkungan hidup.

Peranan Swedia dan Indonesia tidak dapat dikesampingkan dalam masalah internasional. Dilatarbelakangi oleh perselisihan antara negara-negara besar didunia yang semakin memanas, penentangan secara nyata terhadap hukum internasional, Indonesia dan Swedia justru mengingatkan dan memberikan aksi nyata serta terlibat aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Contoh konkritnya adalah Indonesia mengirim pasukan garuda untuk ditugaskan di beberapa negara yang sedang mengalami konflik. Pada pembahasan di Dewan Keamanan-PBB dalam rangka shaping and sharing norms Indonesia dan Swedia aktif merumuskan kebijakan terhadap peningkatan peranan wanita. Bagi keduanya, "gender e quality" bukanlah slogan melainkan tuntutan zaman.

Swedia merupakan salah satu negara termaju di Eropa. Meskipun Amerika Serikat tetap negara terbesar dalam bidang teknologi namun Swedia mempunyai inovasi yang lebih tinggi dikarenakan melibatkan semua pihak yakni akademisi, pebisnis dan dukungan pemerintahnya untuk melakukan riset dan pengembangan. Saat ini Swedia sedang mengembangkan strategi untuk memperluas produk tekhnologi dan ritel nya ke Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Indonesia sebagai negara ASEAN terbesar, dan ditunjang dengan kekayaan sumber daya alamnya tentu menjadi keunggulan tersendiri. Jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 276 juta jiwa lebih dan terus mengalami peningkatan tentu akan menyebabkan konsumsi domestik yang tinggi. Tidak heran jika saat ini Indonesia adalah tujuan yang menjanjikan bagi bisnis dan investasi Swedia.

Daya saing Indonesia di kawasan Asia Pasifik semakin meningkat disebabkan oleh efisiensi di sektor pemerintahan. Demikian halnya kemajuan dalam ketersediaan infrastruktur dan keadaan bisnis di Indonesia. Situasi politik paska Pemilu yang terkendali juga dianggap baik oleh para investor sehingga menjadi harapan bagi mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline