Lihat ke Halaman Asli

Ulfianti Dwi Riyani

cuap-cuap tugas negara

Dalam Dekapan Krakatau, 138 Tahun Silam

Diperbarui: 9 Maret 2022   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gunung Krakatau merupakan salah satu gunung berapi yang paling bersejarah di Indonesia. Hal ini dikarenakan letusan dari gunung ini menjadi letusan terdahsyat di Indonesia yang dampaknya bisa dirasakan sampai luar negeri. Sebelum membahas tentang letusan yang maha dahsyat itu, mari kita ulas sedikit mengenai biodata gunung ini.

Gunung Krakatau berada di Pulau Rakata, yang mana pulau tersebut berada di Selat Sunda, selat yang memisahkan pulau Jawa dan Sumatera. 

Rakata sendiri merupakan kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Kabupaten Lampung Selatan. Menurut Pustaka Raja Purwa, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.
Selanjutnya mari kita bahas sedikit mengenai bencana yang maha dahsyat yang terjadi pada 138 tahun silam. 

Ya, tepatnya hari Minggu Legi, 27 Agustus 1883 terjadilah letusan gunung Krakatau ini. Letusan tersebut berasal dari 3 gunung yang berada dalam satu pulau, yakni Gunung Rakata (813 m), Danan (450 m), dan Parboewatan (120 m). Konon letusan tersebut bisa menghancurkan 70% badan Pulau Krakatau serta suara letusannya terdengar hingga benua tetangga yakni Australia dan juga terdengar hingga pulau Rodrigues (dekat Madagaskar). 

Dan yang lebih mengejutkan lagi, dikatakan bahwa ledakan akibat letusan Krakatau setara dengan 30.000 kali bom atom Hiroshima yang pernah diledakkan di Jepang pada akhir Perang Dunia II! Boomm! Letusan gunung ini tentunya memberi banyak dampak yang sangat buruk, terutama pada SDM nya, yang pada saat itu korban dari letusan ini mencapai lebih dari 36 ribu jiwa. 

Hal ini sangat memberikan trauma yang begitu mendalam bagi masyarakat pada saat itu. Selain itu, ledakkan dari gunung ini juga memberi dampak iklim global yang buruk, yang dibuktikan dengan dunia pada saat itu sempat gelap selama 2,5 hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Suhu rata-rata musim panas bumi di belahan utara juga turun hingga 1,2°C.

Selang 40 tahun kemudian setelah gunung ini meletus, muncullah Gunung Anak Krakatau. Yang ditandai pada tanggal 29 Desember 1927 ketika sejumlah nelayan dari Jawa menyaksikan ada uap dan abu muncul dari kaldera.

Dan itulah beberapa ulasan mengenai bencana nahas yang terjadi 138 tahun yang lalu. Semoga bencana serupa tidak terjadi kembali dan biar sekalipun terjadi, semoga saja masyarakat di sekitarnya bisa lebih waspada dan tidak banyak memakan korban jiwa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline