Lihat ke Halaman Asli

Ulfianti Dwi Riyani

cuap-cuap tugas negara

Produktif di Masa Pandemi dalam Dunia Kepesantrenan

Diperbarui: 2 Desember 2020   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Darul Abror, merupakan salah satu pondok pesantren mitra kampus Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Pondok pesantren ini beralamat di Jl. Let. Jend. Pol. Soemarto Gg. XIV Argopuro, Watumas Purwanegara, Purwokerto Utara. Dengan berbasis pondok salaf, pondok ini diasuh oleh Kyai Taufiqurrahman. Kyai Taufiqurrahman awalnya dulu merupakan salah satu santri di Pondok Pesantren Darul Abror, Banyuwangi, Jawa Timur. Dari situlah beliau mendapatkan seorang istri yang merupakan putri dari pengasuh pondok tersebut.

Dari situ, kita dapat mengetahui bahwa ketawadhu-an seorang santri sangat berpengaruh dengan apa yang kita dapatkan. Setelah menikah dengan ibu Nyai Wasilah, putri dari pengasuh pondok pesantren tempat belajarnya, beliau memiliki 4 orang anak. Yang masing-masing masih mengenyam pendidikan. Setelah merasa cukup belajar disana, beliau pulang ke tempat kelahirannya dan mulai mengadakan pengajian kecil-kecilan yang diikuti oleh anak-anak dan masyarakat setempat. Semua kegiatan pengajian itu dilaksanakan di rumah beliau.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan tersebut mulai berkembang dan masyarakat mulai merencanakan untuk membuat sebuah pondok pesantren. Akhirnya masyarakat pun bergotong-royong untuk mendirikan pondok pesantren dan setelah melakukan msuyawarah dengan tokoh masyarakat setempat, akhirnya pesantren yang dibangun ini dinamakan Pondok Pesantren Darul Abror yang arti dari Darul Abror sendiri yaitu Masyarakat Yang Selalu dalam Kebaikan. Sesuai dengan arti namanya, masyarakat setempat berharap bahwa dengan dibangunnya pondok pesantren ini para santrinya bisa menebar kebaikan kepada orang lain.

Kemudian sistem pembelajaran di pesantren ini dimulai dari ba’da subuh sampai pukul 22.30 WIB. Kegiatan yang dilakukan di pondok pesantren ini juga banyak namun tidak terlalu padat seperti pondok pesantren salaf pada umumnya, mengapa? Karena pondok pesantren ini merupakan pondok pesantren yang kebanyakan santrinya adalah para mahasiswa. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu sholat subuh berjama’ah, sorogan Al Qur’an, pengajian kitab Tafsir Jalalain dan kitab Safinatun Najah, pengajian kitab Ihya Ulumuddin, sholat duhur, sholat ashar, TPQ, pengajian kitab Kifayatul Ahyar, sholat maghrib, pengajian BTA/PPI (khusus kelas ibtida) dan kelas 1, 2, 3 sesuai jadwal, sholat isya, madrasah diniyah, dan istirahat. Di samping kegiatan harian tersebut, pondok pesantren ini juga memiliki kegiatan seperti akhirussanah dan nisfu sannah.

Selain kegiatan harian tersebut, pondok pesantren ini juga memiliki wadah untuk pengembangan santri sesuai bakat dan minatnya atau yang biasa disebut dengan ekstrakurikuler seperti beladiri silat pagar nusa, qira’ah, Darul Lughah, lentera Darul Abror (kepenulisan), dan seni musik hadroh.

Abah Taufiq, ya, kami biasa menyebut beliau dengan sebutan itu. Sosok kyai yang sabar, rendah hati, lemah lembut, dan tawadhu. Beliau selalu sabar dalam mengajari kami dalam hal apapun. Sikap tawadhu-nya beliau sangat memberi pengaruh terhadap para santrinya. Beliau selalu menekankan adab kepada orang yang lebih tua. Adab ini merupakan pelajaran yang paling utama yang tidak ada duanya bahkan adab ini tingkatannya lebih utama dibandingkan dengan ilmu. Maka dari itu, banyak orang yang membicarakan kalau “percuma ilmunya tinggi tetapi adabnya nol”. Ya ini memang betul, setinggi apapun ilmu kita seluas apapun pengetahuan kita, jika tidak punya adab maka sama saja bohong.

Santri yang belajar di pondok pesantren ini bukan hanya berasal dari daerah sini saja, tetapi juga berasal dari luar Jawa Tengah seperti Jabodetabek, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Banyak kisah menarik dari mereka yang datang dari luar kota, bahkan yang belum pernah masuk ke dunia pesantren. Kebanyakan santri yang baru nyantri pasti merasakan bingung, kaget, asing dengan kehidupan dan aktivitas yang baru, seperti cara mengaji kitab dengan mengabsah. Mengabsah merupakan kegiatan mengartikan kitab menggunakan tulisan Arab yang biasa disebut dengan pegon. Bagi santri yang awam atau santri yang baru masuk dunia pesantren atau belum biasa menulis Arab pasti bingung bagaimana cara mengabsah. Karena disitu selain dilatih untuk menulis Arab dengan cepat, juga melatih fokus untuk mendengarkan penjelasan yang disampaikan baik oleh kyai maupun ustadz.

Di masa pandemi ini, Pondok Pesantren Darul Abror tetap melaksanakan kegiatan seperti biasa. Bedanya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini menggunakan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker saat mengaji dan pembatasan tempat ketika sedang beribadah dan mengaji. Di dalam masa pandemi ini, santri juga dibatasi untuk keluar masuk pondok. Ketika santri akan keluar pondok dalam urusan apapun harus dan diwajibkan untuk melapor kepada pengurus pesantren, agar ketika terjadi suatu hal, pengurus bisa membantu santri tersebut karena sudah ada perizinan untuk keluar. Tempat yang dibatasi untuk area keluar santri yaitu dari Pasar Cerme sampai kampus IAIN Purwokerto. Mau tidak mau, santri putra maupun putri harus menaati peraturan yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Darul Abror sendiri. Di setiap harinya, santri putra maupun putri ketika akan keluar dibatasi satu harinya yaitu hanya 20 orang yang boleh keluar. Baik dari batas tempat yang boleh dikunjungi yaitu dari Pasar Cerme sampai IAIN Purwokerto.

Walaupun dalam keadaan pandemi, santri juga tetap bisa produktif. Yang sebelum pandemi beberapa santri melakukan kegiatan berjualan saat di pondok, saat pandemi pun mereka tetap bisa menghasilkan uang juga. Seperti berjualan risol, pakaian yang dibutuhkan santri (sarung, jilbab, dan lain-lain), aksesoris yang dipakai santri (cincin koukah, gelang koukah, celak, parfum, dan lain-lain).

Pembatasan sosial yang lain yaitu dari pengurus pesantren membuat peraturan bahwa baik dari santri putra maupun putri tidak diperbolehkan pulang ke rumah terlebih dahulu, karena dikhawatirkan akan membawa virus ke daerah asalnya. Para santri juga tidak diperbolehkan untuk dijenguk oleh baik orangtua, sanak saudara maupun teman dari luar.

Dengan demikian, meskipun dalam kondisi pandemi, warga pondok pesantren ini tetap melaksanakan kegiatan seperti biasanya, yang terpenting tetap menerapkan protokol kesehatan. Dengan adanya protokol kesehatan tersebut, diharapkan para santri maupun warga yang ada di Pondok Pesantren Darul Abror tidak terkena virus yang sedang melanda di bumi ini, dan tetap bisa produktif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline