Akhir-akhir ini semakin banyak orang yang mencoba peruntungan di bisnis kuliner, bahkan banyak pula pengusaha yang melebarkan sayap, merambah ke bisnis kuliner. Alasannya mungkin sederhana, karena kebutuhan makan adalah primer dan mencakup semua orang.
Walaupun begitu, tetap saja kita harus mempersiapkan banyak hal sebelum membuka bisnis kuliner. Sama halnya dengan bisnis lainnya, bisnis kuliner juga membutuhkan persiapan yang matang agar sukses dan bertahan lama.
Tentukan Target Pasar yang akan Dituju
Dalam bisnis kuliner, menetukan target pasarnya, susah-susah gampang. Kenapa demikian? Karena target pasar dalam bisnis ini sangatlah luas. Tetapi, tetap saja kita bisa kok menentukan target pasar yang akan dituju secara spesifik. Bila telah ditentukan secara spesisfik, ini akan memudahkan kita untuk mendapatkan konsumen yang tepat.
Inovasi, yang Membedakan dengan Sesama
Inovasi adalah kunci utama dalam bisnis ini, mulai dari rasa, tampilan, bentuk, kemasan hingga penyajian dapat menjadi pembeda diantara sesame pebisnis lainnya. Sesuatu yang mungkin biasa saja, bila disajikan dengan cara yang berbeda atau dipadukan dengan rasa yang berbeda akan menciptakan sebuah kebaruan yang menarik orang untuk mencoba.
Lokasi, Lokasi, Lokasi
Lokasi yang strategis sangat krusial dalam menjalankan bisnis kuliner, apalagi saat baru memulai. Lokasi yang ramai, mudah diakses, fasilitas parkir dan kedekatan dengan target pasar hendaknya menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi. Petakan pula siapa pesaingmu di lokasi tersebut dan bagaimana kamu mempersiapkan diri untuk bersaing dengan mereka.
Program Promosi yang Tepat Sasaran
'Word of Mouth" sering dianggap sebagai promosi yang paling ampuh dalam bisnis kuliner. Tetapi, harus diingat untuk menciptakan ini bukan perkara mudah. Menarik konsumen untuk datang dan mencoba adalah langkah awal yang harus dilakukan. Setelah itu, pastikan mereka puas dengan sajian dan pelayanan, untuk kemudian mereka datang kembalui dan lebih jauh lagi, menyampaikannya ke orang lain. Saat ini, semua itu dapat dilakukan dan disiasati dengan penggunaan media sosial maupun bergabung dengan layanan ojek online.
Proyeksi Keuangan yang Matang