Lihat ke Halaman Asli

Beda dengan Jokowi, Mengapa Tri Rismaharini Tolak Jadi Cagub DKI Jakarta?

Diperbarui: 1 Februari 2016   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tri Rismaharini, adalah seorang walikota Surabaya yang lahir pada tanggal 20 November 1961. Menurut artikel yang saya baca di Wikipedia Indonesia ia adalah satu-satunya wanita yang berhasil terpilih sebagai Walikota Surabaya sepanjang sejarah. Ia menjabat sejak tanggal 28 September 2010 setelah melalui pemilihan umum. Selama masa kepemimpinanya, Surabaya menjadi kota yang banyak mengalami kemajuan. Banyak sekali penghargaan yang diterima oleh wanita kelahiran Kediri 54 tahun yang lalu itu. Dibawah pemerintahannya, Kota Surabaya telah mendapatkan penghargaan adipura selama empat tahun berturut-turut. Surabaya juga menjadi kota terbaik se-Asia Pasifik dalam keikutsertaan masyarakatnya dalam pengelolaan lingkungan. Sebagai mantan pegawai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya ia membenahi kota Surabaya yang padat penduduk menjadi kota yang tertata rapi dan sejuk serta hijau. Karena jasanya tersebut, Risma terpilih sebagai 50 orang paling berpengaruh di dunia versi majalah Fortune.

Selain terpilih sebagai 50 orang paling berpengaruh di dunia , ia juga digadang-gadang akan dicalonkan oleh partainya PDI-P untuk maju sebagai calon gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada pemilu gubernur tahun 2017 nanti. Ia akan melawan kandidat kuat lainnya yaitu basuki Tjahaya Purnama dan Ridwan Kamil. Namun, Ia, Risma menolak untuk tampil sebagai calon gubernur daerah metropolitan itu. Ia mengaku ingin masih ingin mengurus kota Surabaya, ia ingin mengerjakan beberapa PR yang katanya belum terselesaikan. Risma juga tidak ingin mengkhianati kepercayaan masyarakat Surabaya yang telah memilihnya kembali sebagai walikota.

Jika kita ingat-ingat hal ini pernah terjadi pada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Jokowi juga memulai karier politiknya dari seorang walikota. Sebelum dicalonkan sebagai Presiden Indonesia. Pada saat dicalonkan, Jokowi masih berstatus sebagai Walikota Solo. Namun, berbeda dengan Tri Rismaharini yang menolak untuk dicalonkan sebagai Gubernur, Jokowi meninggalkan Solo untuk mengikuti pemilihan Gubernur Jakarta dan akhirnya ia terpilih bersama wakilnya Ahok. Setelah ia memimpin Jakarta pada beberapa waktu, ia, karena prestasinya kembali dicalonkan untuk maju sebagai calon Presiden Negara Republik Indonesia dan lagi-lagi terpilih. Jika kita lihat keduanya sama-sama berasal dari partai yang sama, tumbuh dari partai besar nan kejam yang sama yaitu PDI-P. Perbedaan dari keduanya adalah mengenai pilihan yang diambil. Tri Rismaharini lebih memilih untuk mengabdikan dirinya untuk Surabaya, kota yang telah membesarkan namanya dan memilih untuk setia kepada masyarakat Surabaya. Sedangkan Presiden Jokowi lebih memilih untuk memberikan jasa kepada organisasi yang lebih besar lagi yaitu Negara Indonesia. Yah, kita berharap bahwa apapun pilihan yang mereka ambil akan membawa dampak baik bagi pribadinya masing-masing dan berdampak baik bagi  kemajuan Bangsa dan Negara kita Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline