Lihat ke Halaman Asli

ULFA HIDAYAT

mahasiswa

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Overprotective Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini

Diperbarui: 26 Januari 2023   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Menurut NAECY (National Association Education Young Children) anak usia dini adalah individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun yang sedang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan secara pesat dan akan berpengaruh pada kehidupan anak selanjutnya. Karakter yang memberi dampak pada perkembangan anak usia dini salah satunya ialah karakter mandiri. 

Karakter mandiri sendiri dapat mempengaruhi perkembangan sosio-emosional pada anak usia dini. Karakter mandiri memiliki peran yang sangat penting  untuk anak usia dini, karena dapat membantu anak-anak melakukan keinginannya sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain.

Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada anak mereka memiliki pengaruh yang kuat terhadap pembentukan karakter mandiri. Anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya bersama orang tua, sehingga peran orang tua dalam pembentukan karakter mandiri ini sangat besar. Sebagai pendidik dan pengasuh anak, orang tua harus cukup cerdas untuk menghadapi segala perbedaan perilaku dan emosi yang dimiliki anak. 

Terkadang, mendidik anak dengan penuh kasih sayang yang terlalu berlebihan (overprotective) dapat membuat anak tumbuh menjadi seseorang yang hanya bisa mengandalkan orang lain (Syarafina, N. P., & Sugiasih, I: 2020). Oleh karena itu, orang tua hendaknya tidak berlebihan dalam memenuhi segala kebutuhan anaknya agar perkembangan kemandirian sang anak tidak terhambat, karena sikap anak ditentukan oleh sikap pengasuhan dan bimbingan orang tua itu sendiri. Dalam konseling anak, terkadang orang tua yang pada awalnya membiarkan anaknya berbuat semaunya dapat membuat anak menjadi terlalu bebas dan hal tersebut membuat orang tua khawatir, sehingga orang tua menjadi overprotektif terhadap anaknya.         

Pola asuh orang tua yang overprotective menyebabkan sikap orang tua menjadi terlalu memperhatikan anaknya, sehingga pada umumnya membuat anak kebanyakan tidak mampu melakukan tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan secara mandiri sesuai dengan usianya. Jika anak terus menerus diberikan perlindungan yang berlebihan, anak akan berkembang dari waktu ke waktu menimbulkan ketakutan yang tidak wajar terhadap pertemuan sekolah (school phobia), yang merupakan karakteristik dari anak-anak yang mendapat perlindungan yang berlebihan. 

Saat anak masih kecil, segala sesuatu membuatnya takut, anak kurang percaya diri dan terlebih lagi keinginan anak untuk mencoba segala sesuatu harus terpatahkan akibat sikap orang tua yang terlalu khawatir kepada anaknya. Kemudian anak tidak memiliki kesempatan untuk percaya pada dirinya sendiri, sehingga hal ini akan membawa rasa minder atau takut terhadap anak tersebut dalam menghadapi segala sesuatu yang ia inginkan. Keberanian anak memang dimulai sejak dini dengan dibiasakan stimulasi rasa percaya dirinya yang kuat untuk menjadikan anak mampu menghadapi segala yang ia hadapi dengan percaya diri. (Lukman,1999).

Terkadang kebaikan hati orang tua yang mau membantu perkembangan sang anak tidak selalu berjalan dengan baik. Orang tua yang mendominasi dapat menafsirkan anak sebagai keterbatasan yang harus dilawan. Menyangkal segala sesuatu memang tidak nyaman bagi anak, karena pada dasarnya setiap individu ingin memenuhi semua kebutuhannya sendiri dan melakukan apapun yang diinginkannya. Dengan melakukannya sendiri, anak memperoleh pengalaman.. Akan tetapi, sikap orang tua yang overprotective malah menghambat anaknya sendiri. Dijelaskan kembali bahwa dengan adanya pengaruh sikap overprotective akan berdampak negatif bagi perkembangannya, terutama perkembangan kemandiriannya. Adapun dampaknya sebagai berikut:

a. Mental anak menjadi lemah. Terkadang orang tua tidak memahami bahwa perilaku mereka yang berlebihan seperti tidak mempercayai anak dan tidak percaya pada kemampuan mereka menyebabkan mental anak menjadi lemah. Karena kebiasaan yang selalu tidak memberi keebabasan pada anak membuat anak menjadi takut mencoba, takut gagal dan takut mengambil resiko. Sikap orang tua yang memanjakan anak juga membuat anak tidak bisa keluar dari zona nyamannya.

b. Menghambat kreativitas anak. Hal ini terjadi dikarenakan anak tidak diberi kebebasan untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Banyaknya larangan membuat mereka sulit berkembang, sehingga kedepannya anak tidak mengetahui kemampuan apa yang dimilikinya dan kurang percaya diri.

c. Membentuk sikap pemberontak pada anak. Semakin dikekang oleh orang tuanya anak akan semakin memberontak dan membangkang. Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua yang overprotective membuat mereka lebih memberontak dan marah kepada orang tuanya.

Semua orang tua memiliki kewajiban untuk merawat dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Namun, terkadang orang tua terlalu berlebihan saat membesarkan anaknya. Perlindungan yang berlebihan terhadap anak akan berdampak negatif terhadap perkembangannya, terutama perkembangan kemandiriannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline