Lihat ke Halaman Asli

Si Belang, Si Nenek, dan Barang Bekasnya

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ini cerita film pendek kedua dari artikel cerita pendek yang sebelumnya, yaitu "Barang Bekas". Film ini berbeda dari yang sebelumnya, tidak mengandung unsur kekerasan apalagi percintaan. Film ini bercerita tentang rutinitas masyarakat di setiap harinya.

Pada suatu hari di pagi yang cerah di suatu perkampungan, ada seorang anak muda laki-laki yang terbangun dikarenakan suara keras dari radio kepemilikan neneknya. Anak muda laki-laki tersebut  tinggal bersama neneknya sejak kecil. Ya, sebut saja ia Si Belang. Ia tinggal bersama neneknya yang sifatnya sangat periang dan rajin. Si Belang ini anak muda yang pemalas. Pada suatu ketika ia ingin sarapan pagi, tetapi sarapannya habis dan ia mencari kemana-mana tak ada, lalu si Belang menanyakan dimanakah sarapan paginya kepada neneknya yang sedang di halaman rumah asyik senam pagi dengan raut wajah yang ceria serta dengan suara lagu dari radio bututnya itu. Lalu, neneknya menyuruh si Belang untuk mencari kerja dan jangan mau enaknya saja. Akhirnya si Belang tersebut ke kamar dan mengambil celengannya, tetapi di celengannya tersebut hanya ada 500 perak. Lalu si Belang memutuskan untuk keluar rumah untuk mencari makan bagaimanapun caranya.

Setelah itu, ternyata si Belang menghampiri rumah temannya untuk meminjam uang tapi temannya tidak meminjamkan dikarenakan si Belang sudah menghutang kepada temannya dan hutang itu belum dibayar hingga sekarang. Lalu si Belang mencari kembali dan tiba-tiba ia bertemu dengan anak SMP dan SMA yang sedang nongkrong, mau tidak mau si Belang memalaki mereka agar bisa makan dan alhasil diberikan oleh mereka. Setelah memalaki anak SMP dan SMA, si Belang lanjut mencari uang lagi dan akhirnya ia bertemu perempuan yang cantik dan seketika si Belang mengkhayal jika perempuan itu kekasihnya. Tanpa disadari si Belang, ia tak sengaja telah berlutut didepan sang perempuan dan memegang tas perempuan tersebut. Spontanlah si perempuan itu dan berteriak "maling". Lalu si Belang dikejar oleh beberapa warga dan si Belang lewat di sebuah telepon umum dan berpikir untuk mengumpat ditempat tersebut agar tidak ketahuan dan tidak diamuk massa. Dan akhirnya si Belang selamat dari kejaran warga. Lalu, si Belang lanjut berjalan kembali menuju rumahnya dan tiba-tiba ia membaca ada tulisan "Jual Beli Barang Bekas" di sebuah papan yang ada di pinggir jalan. Seketika ia berpikir untuk menjualkan barang-barang yang ada dirumahnya.

Dari cerita tersebut dapat disimpulkan di segi sikap Belang, sikap terhadap sang nenek yang bisa dibilang tidak sopan. Namun, sikap tidak sopan tersebut dapat diubah oleh Belang. Karena sikap itu sendiri lebih bisa berubah sikap dan juga mengarahkan kepada perilaku. Sikap Belang yang tidak sopan terhadap nenek nya juga dapat dikatakan sebagaiBlind Self(daerah buta) dimana orang lain mengetahui tentang diri si Belang tetapi diri kita sendiri tidak mengetahui hal tersebut. Mengurangi daerah buta ini akan membuat meluasnya wilayah daerah terbuka. Hal ini meningkatkanself-awareness, self – awareness itu sendiri adalah kita menyadari siapa diri kita (kesadaran diri).

Di segi persepsi dijelaskan bahwa seorang wanita yang meneriaki si Belang sebagai maling, saat si Belang memegangi tasnya. Hal spontan tersebut dinamakan sebagaiAtribusi. Dan pengertian atribusi itu sendiri adalah proses menyimpulka motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilaku yang tampak (Baron dan Byrne, 1979).

Dan dari segi konsep diri dapat dijelaskan bahwa sifat belang yang pemalas ialah salah satu ciri khas dari sikap Mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, dan benda).Self – conceptyang dimiliki belang adalahself – conceptyang negatif. Dimana belangtidak tahan menerima kritik dan mudah marah. Dan hal tersebut disebut sebagai peka terhadap kritik. Jadi, konsep diri (self – concept) adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita. Berbeda dengan nenek belang yang memilikiself – conceptyang positif, dimana sang nenektidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi di waktu lalu, dan apa yang telah terjadi di waktu yang lalu,dan apa yang sedang terjadi di waktu sekarang.

Sekian cerita film pendek kedua dari saya, maaf kalau ada kesalahan lagi . Terima kasih ^^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline