Lihat ke Halaman Asli

Ulfa Arifah

Konselor SMP

Sakau HP

Diperbarui: 28 Agustus 2023   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Carolus Agus Waluyo

Ketika mendengar kata sakau, maka yang terlintas dalam benak kita adalah seseorang yang mengalami gejala emosional dan fisik akibat dari pemberhentian pemakaian narkoba secara tiba-tiba atau pengurangan dosis. Seperti kecanduan, semakin lama semakin membutuhkan dosis yang lebih banyak lagi.

Gejala fisik yang bisa muncul adalah : gangguan nafsu makan (tinggi atau bahkan hilang), kelelahan ekstrem, kulit pucat, mata dan hidung berair, kontak mata buruk, bicara gagap, badan ngilu, sakit perut, mual, mau muntah, diare, penampilan fisik berantakan, pergerakan lambat, berkeringat, panas dingin, sering menguap, nyeri otot dan tulang kemudian tremor, seringkali bulu kuduk berdiri, jantung berdetak cepat, kejang otot, dan sistem pernafasan kurang stabil, kurang nyambung, kurang nyambung saat diajak bicara, kurang percaya diri. Sedangkan  gejala emosinya meliputi : depresi, mood swing (mudah marah, berbahaya), kesulitan konsentrasi, paranoid, halusinasi, kecemasan, gelisah, tidur terlalu lama dan sering nyenyak tidur sulit dibangunkan, menarik diri, emosi datar, sulit bahagia, sulit tidur, dan kecenderungan bunuh diri (https://news.detik.com).

Tanpa kita sadari, ternyata handphone selain berdampak positif juga memiliki banyak dampak negatif. Seiring perkembangan teknologi, ponsel tidak hanya untuk sekedar sms atau telpon saja. Dengan fitur-fitur yang tersedia, ponsel pintar mampu melakukan banyak hal. Namun, dampak negatifnya juga tidak terduga. Ia mampu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Masalah kesehatan pun muncul baik fisik lebih-lebih emosi. Fitur-fitur di dalamnya benar-benar memicu adiksi (kecanduan), dan juga mengurangi produktifitas seseorang.

Bagi anak-anak dan remaja di bawah 12 tahun bahaya pemakaian HP lebih besar lagi, karena bisa menghambat tumbuh kembang otak, mental, bahkan fisiknya. Akademi Dokter Anak Amerika dan Perhimpunan Dokter Anak Kanada menegaskan, anak umur 0-2 tahun tidak boleh terpapar oleh teknologi sama sekali. Anak umur 3-5 tahun dibatasi menggunakan teknologi hanya satu jam per hari. Dan anak umur 6-18 tahun dibatasi 2 jam perhari. Anak-anak dan remaja yang menggunakan teknologi melebihi batas waktu yang dianjurkan, memiliki risiko kesehatan serius yang bisa mematikan. Resiko tersebut bisa dirangkum dalam 10 point: 1) Mengganggu pertumbuhan otak anak, yakni menyebabkan keterlambatan koginitif, gangguan dalam proses belajar, tantrum, meningkatkan sifat impulsif, serta menurunnya kemampuan anak untuk mandiri. 2)Tumbuh kembang lambat karena gerak fisik terbatas. 3) Obesitas, diabetes, hingga memiliki risiko tinggi stroke dini atau serangan jantung, serta usia harapan hidup yang rendah. 4) Kurang Tidur, berdampak buruk pada nilai sekolah, karena otak berkembang baik saat tidur. 5) kelainan Mental: meningkatkan depresi, gangguan kecemasan, kurang atensi, autism. 6) Sifat Agresif, menimbulkan kekerasan fisik dan seksual. 7) kecanduan, tidak bisa lepas dari gadjet sehingga menjauhkan hubungan dengan orang tua. 8) Pikun Digital: mengalami attention span yang pendek, tidak bisa focus pada satu hal, mudah berganti focus, menurunkan kemampuan konsentrasi dan memori, kesulitan belajar. 9) Radiasi Emisi: meyebabkan kanker.  10) Proses belajar yang tidak berkelanjutan: teknologi membuat segala menjdi lebih mudah sehingga otak kurang terasah (https://id.theasianparent.com). 

Gadjet Freak

Pernahkah pembaca mendengar istilah ini? Gadjet freak adalah istilah bagi individu yang tergila-gila pada benda yang namanya gadjet (https://m.kapanlagi.com). Semua benda di dunia akan mendatangkan manfaat atau bahaya, tergantung pada penggunanya. Termasuk juga gadjet. Ia akan banyak mendatangkan keuntungan apabila digunakan untuk kebaikan. Sebaliknya, gadjet akan berdampak negatif apabila digunakan untuk hal-hal yang tidak baik.

Kebaikan yang bisa kita dapatkan dari pemakaian gadjet secara bijak antara lain: mengetahui informasi terkini tentang berbagai hal. Selain itu bagi para pelajar, mereka bisa dengan mudah mencari bahan pelajaran tambahan untuk menunjang prestasi akademik. Keuntungan lainnya adalah mudah menambah link networking, artinya mereka akan punya banyak teman baru. Pertemanan yang baik akan mempermudah urusan hidup, dan menjadikan hidup lebih bahagia. Aktivitas hidup dipermudah, komunikasi lebih cepat, dan bisa untuk jasa pemesanan seperti hotel, tiket, atau barang lain. Gadjet juga bisa sebagai ladang bisnis.

Bahaya Mengintai 

Setiap hal di dunia ini pasti memiliki sisi positif dan negatif. Sisi kelam dari gadjet freak adalah mereka bisa lupa waktu dan mengabaikan hal yang lebih penting, misalnya tugas sekolah, atau tugas penting lainnya bagi pekerja, sehingga menurunkan prestasi sekolah dan produktivitas kerja. 

Kedua, mereka jarang berkomunikasi dengan sesama secara langsung. Akibatnya mereka hanya memiliki sedikit teman dengan dunia nyata, atau bahkan tidak punya teman sama sekali. Padahal kelak setelah dewasa mereka harus terjun berbaur dengan lingkungan masyarakat, dan berhubungan baik dengan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline