Lihat ke Halaman Asli

Ciptakan Peserta Didik yang Senang Belajar

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita sebagai bangsa yang berkembang untuk merefleksikan diri agar tidak ketinggalan jaman. Pendidikan di Indonesia masih perlu dikembangkan dan direvisi agar menciptakan generasi-generasi yang handal, cerdas, dan senang akan belajar. namun, pada kenyataannya disana sini masih terdapat kebodohan dan akhirnya berakibat pada kemiskinan. Hal yang ingin dicapai adalah bagaimana menjauhkan kebodohan dari bangsa ini agar semakin menjadi penyakit dalam masyarakat. Banyak generasi-generasi muda bangsa ini yang menyia-nyiakan waktunya untuk hura-hura. Sekolah hanya dijadikan aktivitas sehari-hari. Sekolah asal berangkat, asal lulus, tanpa mereka berpikir tentang masa depan mereka? Atau hanya mengandalkan orang tua. Bukan tidak mungkin kebodohan di dunia ini akan berkurang atau bahkan tidak ada lagi yang namanya kebodohan jika saja para generasi kita senang akan belajar, pelajar merasa butuh belajar. Pertanyaannya adalah bagaimana membuat peserta didik itu senang akan belajar.

Perlu direnungkan apakah pembelajaran yang sudah bertahun-tahun dilaksanakan telah sesuai dengan kemauan peserta didik itu, atau bahkan pembelajaran yang selama ini dilakukan hanya lah berupa pemerkosaan terhadap peserta didik. Pernahkah kita merasa datang ke sekolah, duduk dengan tenang, tidak boleh berisik, tidak boleh makan, tidak boleh minum dan parahnya harus mendengarkan guru berbicara padahal yang dibicarakan sudah ada di buku jika guru tidak didengarkan akan marah. Betapa tidak membosankan belajar seperti itu pembelajaran yang monoton. Anehnya, itu masih banyak terjadi di sekolah-sekolah. Bagaimana anak akan senang belajar dalam kondisi seperti itu. hal yang perlu dilakukan adalah memahami peserta didik dengan perbedaan-perbedaan yang ada, mereka berbeda fisik, pola pikiran, sifat, dan pastinya gaya belajar mereka pun berbeda-beda. Sungguh luar biasa Tuhan menciptakan manusia yang sedemikian banyak dengan karakteristik yang berbeda. Haruslah kita menyadari hal itu, dan yang tidak kalah penting dalam pembelajaran adalah bagaimana kita mengakui adanya perbedaan gaya belajar pada peserta didik kita. Seorang anak akan mengalami kesulitan dalam belajar jika gaya pembelajaran yang dilakukan tidak sesuai dengan kemauan mereka karena tidak sesuai dengan gaya belajar mereka.

Jika kita mempelajari otak, di dalam kepala kita terdapat dua belahan otak, belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Menurut ilmuan belahan otak kiri lebih senang pada pembelajaran yang terstruktur, dalam suasana yang tenang, pencahayaan yang terang dan sebaliknya belahan otak kanan lebih senang pada pembelajaran yang kurang terstruktur, pada suasana yang agak gaduh, sambil mendengarkan music, sambil ngemil, minum, pencahayaann kurang terang dan belajar pada kondisi yang santai. Perkembangan otak masing masing-masing individu berbeda ada yang lebih berkembang belahan otak kiri, ada yang lebih berkembang belahan otak kanannya. Tugas sebagai pendidik adalah bagaimana kita mengelola kelas dengan peserta didik yang berbeda gaya belajar. tidak bisa kita memaksakan pembelajaran yang menurut kita baik namun belum tentu dapat diterima peserta didik. Cobalah kita menciptakan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik. Pembelajaran seperti ini dapat diterapkan pada sekolah dasar karena pada usia anak sekolah dasar masih dini untuk menemukan gaya belajar mereka. Di dalam kelas, sesuaikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik. Cara menerapkan pembelajaran ini ini adalah tanyakan pada peserta didik gaya pembelajaran seperti apa yang diinginkan untuk mereka belajar dengan nyaman misalnya jika mereka ingin minum janganlah kita larang mereka untuk minum. Jika mereka ingin belajar dengan mendengarkan music maka suruhlah mereka untuk membawa handsfree karena tidak semua peserta didik itu senang jika belajar sambil mendengarkan musik. Jika peserta didik ingin belajar sambil bermain maka ajaklah mereka bermain sambil belajar. Namun, tetap harus diperhatikan bahwa pelajaran tetap masuk dalam otak mereka. Kita dapat melakukan konsekuensi pada peserta didik jika ingin belajar pada pembelajaran yang mereka inginkan tapi tidak melupakan materi yang harus dicapai. Setelah bermain guru bisa memberikan pertanyaan seputar materi yang telah diajarkan. Maka tetap meskipun pembelajaran kurang terstruktur namun materi yang telah ditentukan tetap terserap oleh peserta didik. Pembelajaran disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik pun memiliki kelemahan yaitu kelas menjadi gaduh, kurang terstruktur, ada kemungkinan siswa hanya bermain-main saja. Namun, jika pembelajaran ini diterapkan dengan baik artinya ada kerja sama antara pendidik dan peserta didik pembelajaran ini dapat meningkatkan daya belajar peserta didik. Dalam pembelajaran seperti ini, yang terpenting anak itu senang akan belajar mereka tidak merasa tertekan atau dipaksa saat pembelajaran dimulai. Jadikan lah peserta didik itu senang belajar, mencari hal-hal baru, serta ciptakan pembelajaran yang santai, rilex, menyenangkan namun tetap terarah artinya materi yang disampaikan harus terserap oleh peserta didik. Jadikan lah sekolah itu surga bagi peserta didik bukan ruang tahanan yang selalu memaksa mereka untuk mengikuti kemauan guru.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline