Lihat ke Halaman Asli

Ulfa Khairina

Freelancer

Alasan Lain Take Home UAS

Diperbarui: 12 Januari 2017   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian Akhir Semester (UAS) atau lebih akrab disebut final merupakan ujian paling menggetarkan bagi setiap siswa, khususnya mahasiswa. Apalagi jika beberapa perguruan tinggi menerapkan sistem persentase untuk setiap nilai nilai. UAS memiliki bobot tertinggi, yaitu 40% dari nilai ujian. Angka yang tidak sedikit. Apalagi bila dibandingkan dengan midtermatau Ujian Tengah Semester (UTS) dan tugas, masing-masing memiliki bobot 25% dari nilai. Sebagai pelengkap, tapi bernilai cukup besar adalah nilai quiz yang memiliki bobot 10%.

Jika anda seorang dosen, tentu saja pernah mengalami saat-saat ketika mahasiswa meminta ujian take homealias ujian dikerjakan di rumah. Khususnya jika anda dosen muda yang memiliki banyak penggemar di kalangan mahasiswa. Mahasiswa pun berdatangan seperti para penggemar meminta tanda tangan. Tidak jarang, seisi kelas mengutus komting atau ketua kelas untuk merayu sang dosen agar keinginan mereka dipenuhi.

Pada dasarnya, mahasiswa meminta ujian di rumah dengan alasan yang cukup simpel. Mereka ingin beban ujian akhir di kelas berkurang sedikit karena deretan mata kuliah lainnya juga berkurang. Namun, mereka kurang memahami bahwa sebenarnya mereka menambah beban untuk diri mereka sendiri.

Ada beberapa jenis ujian take home yang seharusnya diberikan oleh dosen untuk mahasiswa. Ujian ini diberikan untuk dikerjakan di rumah dan pemberitahuan jauh-jauh hari karena memakan waktu, pikiran dan tidak bisa dikerjakan dalam waktu memindahkan isi hapalan ke dalam kertas. Umumnya ujian berlangsung selama dua jam pelajaran, tapi tugas yang dilakukan di luar kelas tidak akan selesai dilakukan dalam dua jam. Bisa jadi memakan waktu dua bulan bahkan dua semester.

Project Assignment

Seperti namanya yang keren, proyek dari satu mata kuliah memang memakan waktu yang lama. Mata kuliah Perfileman tidak mungkin dikerjakan dalam waktu seminggu. Sebuah film pendek berdurasi 10 menit pun akan memakan waktu sesingkatnya dua minggu untuk menyelesaikannya. proses persiapan, pengambilan gambar, editingsampai finishing. Tidak mungkin dikejar hanya dalam waktu dua jam.

Beberapa tugas untuk mata kuliah jurnalistik yang membutuhkan pikiran dan waktu untuk menghasilkan karya jurnalistik pun tidak akan selesai dikerjakan hanya dua jam. Sebut saja tugas menulis feature.Meskipun data tulisan sudah ada, proses penulisannya bisa mencapai penulisan dua sampai satu minggu.

Content and Video Analysis

Kedengarannya memang mudah. Untuk melakukan analisis isi dan video, jika mengikuti cara yang benar juga tidak akan selesai dalam satu jam. Walaupun dilakukan dengan asal-asalan, untuk menganalisis sebuah konten atau video butuh waktu untuk membaca dan menonton sebelum membuat analisisnya.

Sebuah konten harus dibaca seksama, terkadang berulang kali untuk memahami makna yang akan ditulis dandikaji lebih dalam. begitu pun video, tidak cukup hanya sekali tonton. Tiap detik video yang harus diresapi maknanya dan dipahami pesannya.

Paper

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline