Lihat ke Halaman Asli

Game Pembelajaran dalam HP Android pada Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 29 Agustus 2022   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dokpri

Era revolusi industri 4.0 merupakan otomatisasi dan konektivitas sebuah bidang terhadap dunia industri dalam persaingan kerja. Era revolusi industri memberi perubahan besar pada struktur mental melalui cara berpikir, cara meyakini, dan cara bersikap (Suwardana, 2017). 

Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 diperlukan sebuah pendidikan yang mampu membentu generasi muda bangsa yang kreatif, inovatif, dan kompetitif. 

Dalam era revolusi industri, guru dituntut untuk rajin mengupdate diri. Meningkatkan kemampuan diri agar tak ketinggalan dengan kemajuan teknologi yang serba canggih. 

Ditambah lagi dengan diberlakukannya Kurikulum Merdeka yang mengharuskan guru memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai hak siswa. 

Antara siswa yang satu dengan yang lain dimungkinkan untuk mendapat perlakuan yang berbeda, menyesuaikan kondisi cara pemahaman materi oleh setiap siswa.

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menyarankan untuk pemberlakuan Kurikulum Merdeka di semua sekolah, namun bergantung masing-masing sekolah tentang bagaimana menerapkannya. 

Penerapan Kurikulum Merdeka menjadi 3 yaitu : Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi. Selain Kurikulum Merdeka yang diharapkan dapat meningkatkan kualititas pendidikan di Indonesia terlebih setelah pandemi selama hampir dua tahun. 

Kurikulum Merdeka berfokus pada konten-konten yang esensial sehingga siswa memiliki cukup waktu dalam mendalami konsep serta menguatkan kompetensinya. 

Menteri Pendidikan juga membuat program guru penggerak dan sekolah penggerak. Sekolah yang terpilih dalam sekolah penggerak dan guru penggerak diharapkan mampu melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan baik sehingga dapat memberi contoh bagi lembaga sekolah lain.

Hal esensial dalam Kurikulum Merdeka di SD antara lain :

  • Memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS),
  • Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS,
  • Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan,
  • Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline