Lihat ke Halaman Asli

Luka

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sebuah tulisan singkat itu muncul bernada
aku berharap itu adalah kamu yang menjelma sebagai kata,
kata bahwa kau mencinta.

entahlah apa yang terjadi, aku tidak tau mengapa?
meski kebersamaan kita sangat singkat, aku merasa
ada rasa ingin memiliki dan hidup bersama.

aku hanyalah manusia biasa yang tak berdaya
untuk berdiri tegap ketika angin kencang itu membawa
butiran debu yang menjadi luka.

aku tak percaya terhadap susunan kata yang tertera
bahwa kau sudah tak ingin lagi bersama
kata itu seperti angin berdebu yang membawa luka

aku adalah seorang manusia yang sakit karena terluka
tetapi tidak ada seorangpun yang bisa melihat itu luka
bahkan aku sendiri tidak tahu kenapa luka ini ada

sang waktu datang untuk berjumpa
dengan seorang manusia yang sakit dan terluka
dibalik keharibaanya yang mulya ia bersabda:

luka itu datang masuk menuju dua bola mata
lalu jatuh menuju lubang di dalam dada
jatuh cinta pada pandangan pertama, diakhiri dengan air mata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline