Bulan Desember merupakan bulan penuh perayaan salah satunya adalah perayaan Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember. Para penggiat inklusi maupun komunitas peduli disabilitas berlomba lomba merayakan hari istimewa ini sebagai salah satu usaha mereka untuk menyuarakan hak hak tentang kesetaraan terhadap disabilitas.
Sabtu, 14 Desember 2024 merupakan hari dimana Ikatan Guru Pendidikan Khusus Indonesia (IGPKhl) menunjukkan eksistensi dan partisipasinya dalam perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI). Dengan menggandeng UKM GEMPITA UM sebagai mitra kolaborasi, IGPKhI sukses menyelenggarakan kegiatan jalan sehat dengan 1000 peserta dari SLB se-Malang Batu. Masyarakat umum juga turut serta dalam kegiatan ini, mereka juga ingin menunjukkan kepeduliannya terhadap penyandang disabilitas.
Dengan mengusung tema "Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan" yang dilaksanakan di Gedung Sasana Krida, Universitas Negeri Malang.
Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Guru Pendidikan Khusus Indonesia (IGPKhI) yang bekerja sama dengan UKM GEMPITA Universitas Negeri Malang. Acara ini bertujuan untuk memperkuat solidaritas, membangun kesadaran dan menciptakan lingkungan yang inklusi bagi semua.
Kegiatan diawali dengan persiapan dari panitia mulai dari registrasi peserta, penyambutan tamu hingga pemasangan rambu rambu di sepanjang rute jalan sehat. Peserta yang berdatangan disambut dengan ramah, disediakan berbagai fasilitas pendukung seperti stand stand dan tempat parkir, serta informasi penting waktu pengambilan tiket jalan santai.
Pembukaan acara diawali dengan berdoa bersama dilanjut dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan sambutan dari tokoh-tokoh penting seperti Wali Kota Malang terpilih Bapak Wahyu Hidayat, Ketua Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur, Bapak Abu Khaer, Kepala Dinas Sosial Kota Batu, perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Kota Malang dan Batu, serta Koordinator Inklusi Kota Malang.
Suasana semakin meriah ketika mendekati senam bersama dimulai, dimana siswa-siswi berkebutuhan khusus, orang tua, dan guru Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Malang turut berpartisipasi dengan semangat dan antusias.