Mahasiswa, banyak disebut sebagai penerus generasi bangsa Indonesia. Bentuk ungkapan, bahwa mahasiswa dianggap mampu menyikapi permasalahan di atas bangsa Indonesia. Karena selain itu, mahasiswa juga merupakan pelopor, pelaku dan penggerak, untuk menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia.
Namun, mahasiswa pada kenyataannya kini, sudah terlihat buta dengan problem yang ada. Mahasiswa mulai terlihat tak peduli dengan jeritan rakyat Indonesia.
Tak seperti mahasiswa terdahulu, yang dengan kekukuhannya menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia. Mahasiswa dengan sifat kritis dan tak dapat dibendung untuk menyampaikan aspirasi rakyat, dengan bentuk aksi nyatanya. Sedangkan mahasiswa hari ini, terlihat seolah sudah melupakan perannya di tengah rakyat Indonesia.
Tepatnya, pada ungkapan "Agen of Change". Mahasiswa yang seharusnya membawa perubahan yang memiliki impak nan apik untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Namun hari ini, mahasiswa mulai dipenuhi sikap gengsi untuk memikirkan rakyat yang tertindas.
Bahkan juga tengah asyik memikirkan gaya yang Hedon untuk ditampilkan pada media sosial. Mahasiswa hari ini seakan menjadi budak media sosial. Mahasiswa yang lebih suka melakukan trend pada aplikasi, sehingga minimnya kegiatan belajar yang lebih serius untuk mengasah intelektualitas di dalam jati diri seorang mahasiswa itu sendiri.
Mahasiswa hari ini terlihat lebih suka dengan budaya luar tanpa memikirkan rakyat yang kini seakan tengah dijajah oleh pemerintah negaranya sendiri, bahkan juga kehilangan kesadaran, bahwa sejatinya dirinya sendiri juga terjajah oleh pembodohan massal ciptaan negara asing.
Seruan jargon hidup mahasiswa Indonesia, kini hanyalah wacana semata, tanpa adanya iringan tindakan yang nyata. Kuliah hanya mencari angka dan ijazah tanpa memikirkan rakyat yang tertindas. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H