Di atas gelimang kemiskinan, jurang ketimpangan yang kian menganga, kita temukan lagi fenomena miris di muka bumi. Ketika beras yang beredar di pasaran dewasa ini ternyata bukan hasil keringat petani. Beras Plastik? Ditengah berjubelnya para petani, sawah yang luas membentang, para akademisi yang konsen utk urusan pertanian ada dimana-mana, julukannya negeri agraris, kurang apa lagi coba, kalo dalam Al Quran dikatakan oleh Alloh "Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban" Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Kurang diberi nikmat apa lagi ya kira2 Indonesia ?
Beras plastik, apakah ini gambaran khas manusia abad 21, yg haram dan halal memang sudah tdk lagi dipedulikan?
Ataukah itu bentuk frustasi rakyat akan kebijakan yg ada?
hem apalah itu, padahal "Kuntum Khoiru Ummah" Kata Alloh (kamu adalah umat terbaik). Yang kemudian petikan selanjutnya ada kalimat "menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, watu' minuuna billah"
*Ini persoalan yang menggelitik, sekali lagi kok bisa, beras plastik? Hemb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H