Lihat ke Halaman Asli

Uki Murdiyati

Wanita, seorang ibu rumah tangga guru pembisnis

Mengalah, Tanda Dewasa?

Diperbarui: 23 Maret 2021   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengalah bukan berarti kita kalah. Dalam keseharian pastilah kita menghadapi berbagai karakter dan kepribadian oranglain. Setiap orang memiliki karakter keras kepala, egois, mau menang sendiri,pemarah ataupun sebaliknya. Betapa kita akan merasa sulit menghadapinya namun panasnya api tak harus dibalas dengan kobaran bara yang ada nanti akan membakar semuanya. Panasnya hati tentulah harus dihadapi dengan hati yang dingin dan harus disikapi dengan penuh rasa dewasa.

Dewasa adalah sebuah proses yang tidak harus ditentukan usia,pangkat maupun jabatan. Banyak diantara orang yang memiliki usia tua namun belum tentu memiliki kedewasaan karena dewasa adalah pilihan dan usia adalah kemutlakan. Usia setiap tahun bisa bertambah namun kedewasaan belum tentu. Dan proses dari kedewasaan dimulai dari kesabaran dalam menghadapi semuanya. Dan salah satu cara bersabar adalah kita mudah untuk mengalah. Mengalah bukan kepada dia namun mengalah kepada ego kita untuk menerima kekurangan oranglain.

Mengalah pada sebuah ego adalah kemenangan sejati.mengalah bisa diartikan seseorang mampu menurunkan egonya untuk menghormati ego oranglain, karena sejatinya hidup bukan sebuah perlobambaan mencari siapa juara, hidup harus tetap berlanjut sebagaimana mestinya. Orang yang mengalah mampu mengendalikan tubuh,pikiran dan perasaannya untuk terhindar dari sikap kekanak-kanakan menuju ketetangan jiwa. Karena dengan mengalah kita membawa hati kita terhindar dari rasa jumawa.

Mengapa kita harus mengalah?

Hindarilah sebuah perdebatan dimana pendapatan apapun yang anda keluarkan akan selalu dinilai salah. Karena kadang orang cenderung menyukai debat meskipun tidak memiliki alasan yang kuat. Mereka lebih memiliki ngeyel yang sebenarnya memperlihatkan ketidaktahuannya hanya demi tidak mau kalah. Tidak memerlukan pnedapat oranglain untuk memperbaiki kekurangannya. Mereka selalu menganggap bahwa dirinya yang paling benar tanpa ada cacat dan cela. Disini kita mengalah maka akan sama artinya kita dengan mereka, ngeyel tanpa ujung.

Apa kita harus mengalah terus?
tentu tidak ada saat kita harus bertindak dengan tegas. Karena menjadi orang jangan terlalu keras nanti mudah dipatahkan namun jangan mudah terlalu lemah nanti di injak.kita lakukan momentum saat yang tepat untuk melakukan hal tegas. Tembak mereka pada sasaran dan situasi yang tepat dengan sebuah fakta kebenaran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline