(Bismillah)
Golput memang bukan solusi, maka bagi kita sebagai kalangan intelektual perlu berpikir kritis dan menyeluruh untuk mencari solusi dari masalah negeri ini. Kita pun bisa belajar dari tahun-tahun sebelumnya, bahwa negeri ini sudah berkali-kali ganti pemimpin, namun faktanya apa? kemiskinan setiap tahun bertambah, harga bbm bahan pokok naik, hutang luar negeri kian bertambah, kejahatan sosial kian marak, angka nominal pajak terus bertambah, aset negara masih disewa asing, dan lain sebagainya. Lantas apanya yang salah? pemimpin sudah kerap berganti, namun masalah tak kunjung selesai.
Satu hal yang perlu kita perhatikan secara jeli adalah belum pernah negeri ini melakukan pergantian sistem. Sistem yang telah lama tercokol di negeri ini butuh dirombak dengan sistem yang amanah. Sistem demokrasi pada hakekatnya adalah menyerahkan hak membuat hukum (halal/haram) pada akal manusia. Wajar, standar benar salah pun atas penilaian manusia. Misal saja, undang-undang Migas, siapakan yang diuntungkan? tentu asing dan para kapitalis (pemodal). Jelas undang-undang tersebut merugikan rakyat, mengapa hal tersebut tetap digolkan? dan faktanya sistem ini kian hari semakin menumbuhsuburkan masalah.
Menurut pribadi saya sendiri, solusi dari problematika yang melanda negeri ini adalah dengan kembali kepada Al Qur'an (Al Qur'an itu petunjuk). Sesungguhnya Allah telah menciptakan kita dan mengatur kita dengan aturan-Nya. Hanya saja kelakuan manusia kadang 'ego' dan enggan mengambil aturan Allah sebagai aturan dalam kehidupannya. Padahal Allah telah memberikan apa-apa yang manusia butuhkan, atas alasan apa lagi kita tidak mau menggunakan aturan Allah?
So, untuk menghadapi pemilu tahun ini sudah jelas bahwa setiap pilihan yang kita pilihan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Jika kita salah memilih, misalkan pemimpinnya justru semakin melanggengkan keterpurukan (bahkan maksiat tetap tumbuh subur) maka bersiap-siap untuk ikut bertanggungjawab. Bagi yang memilih untuk tidak memilih maka juga bersiap untuk dimintai pertanggungjawaban terlebih jika hanya diam saja tidak berusaha mensolusikan negeri ini secara tuntas dengan mendakwahkan/menyadarkan masyarakat untuk kembali kepada aturan Allah SWT. Wallahu'alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H