Untuk membahas sejarah sastra Indonesia tentunya kita harus memahami terlebih dahulu konsep sastra Indonesia. Perspektif yang berbeda menjelaskan beberapa arti yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai kesepakatan normatif mengenai definisi ini. Untuk tujuan pengajaran praktis dapat dipahami sebagai berikut: Sastra Indonesia adalah sastra berbahasa Indonesia yang berkembang pada abad ke-20, terlihat pada penerbitan pers (surat kabar dan majalah) dan buku-buku karya industri swasta dan pemerintah kolonial.
Oleh karena itu, penulisan sejarah sastra Indonesia dalam buku ini tidak diawali dengan terbitnya Balai Pustaka, melainkan kembali ke tahun 1850-an, karena munculnya aktivis-aktivis pergerakan nasional dan orang-orang yang pada waktu itu disebut "bacaan liar". karya sastrawan Tiongkok yang dikenal dengan sebutan "sastra Indonesia Tionghoa" atau "sastra Melayu Tionghoa". Konsep itu tentunya terbuka untuk diperdebatkan oleh siapapun baik peneliti, sastrawan, maupun penikmat sastra. Pengertian ini ditawarkan untuk kemudahan pengajaran dan dapat direvisi pada masa yang akan datang.
Sastra Indonesia mengacu pada berbagai genre sastra yang dihasilkan di kepulauan Indonesia dan daerah-daerah yang mempunyai akar bahasa yang sama berdasarkan bahasa Melayu, antara lain Indonesia, Malaysia, Brunei, dan masyarakat Melayu yang tinggal di Singapura. Sastra merupakan suatu karya kreatif yang menggunakan bahasa yang indah dan menarik untuk menyampaikan informasi dan gagasan. Tidak hanya terbatas pada karya tertulis di atas kertas, tetapi juga mencakup sastra lisan. Sastra memiliki beragam fungsi, antara lain menciptakan keindahan dan pengalaman estetis, mendidik, menyampaikan nilai-nilai moral, dan mengungkapkan keyakinan agama. Sastra dapat dibagi menjadi dua jenis besar: sastra lisan dan sastra tulis. Perkembangan sastra Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa masa, antara lain angkatan Pujangga lama, angkatan sastra Melayu lama, angkatan Balai Pustaka, angkatan Pujangga baru, angkatan 1945, angkatan 1950-1960an, dan angkatan 1966, kekuasaan dalam 1980-kekuasaan pada tahun 1990an, reformasi kekuasaan dan kelas pada tahun 2000an.
Referensi:
Buku Sejarah Sastra Indonesia, Ahmad Bahtiar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H