Lihat ke Halaman Asli

Kualitas Penerjemah

Diperbarui: 5 November 2020   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ontologi penerjemahan sebagai praktik dan seni

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani, hal tersebut membahas tentang keberadaan ataupun hakikat yang bersifat konkret, secara sederhana bisa disebut dengan realitas, jika dikatikan dengan bahasa atau penerjemahan maka ontologinya mencari hakikat bahasa dan penerjemahan tersebut.

Realitas merupakan hal yang tak terpisahkan dari pengalaman hidup, pemahaman, pikiran atau desain, maka penerjemahan bukan hanya bisa di artikan dengan kata perkata karena sebuah kalimat tidak bisa di artikan satu kata satu kata, jika di artikan dengan seperti itu maka sebuah makna keseluruhan kalimat tidak akan begitu jelas dan sangat membosankan bagi pembacanya.

Meoliono (1989:195) berpandangan bahwa pada hakikatnya pernerjemahan ini merupakan kegiatan memproduksi amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan yang paling wajar dan alamiah dalam bahasa sumber ke dalam bahsasa penerima, baik dilihat dari segi arti maupun gaya.  

Bahasa merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan, maka hal itu menjadi kegiatan kehidupan manusia karena dengan bahasa mereka dapat bercerita dengan berbagai bacaan. Serta sebagai proses transfer budaya dan ilmu pengetahuan juga dilakukan sebagai bangsa indonesia sejak masa pemerintahan Sultan Iskandar, hal ini sering di jumpai karena karya-karua terjemahan ulama terdahulu (Yunus, 1989:4).

Maka suatu bahasa yang termasuk dalam penerjemahan dengan menerjemahkan sebuah bahasa, diperlukan hakikat penerjemahan dengan sebuah seni, seni yang merupakan daya tarik untuk para penerjemah maupun para pembaca hasil terjemahan tersebut.

Penerjemahan sering kali dilihat sebagai alih bahasa ditingkat kata, seperti bahasa sumber kepada bahasa sasaran, dan hasil terjemahannya bisa problem secara sintaksis (kalimat), sehingga tidak komunikatif. Ada juga definisi penerjemahan sebagai alih bahasa sebagai alih kalimat, yaitu mengalibahasakan bahasa sumber kedalam bahasa sasaran atau sebaliknya. Sedangkan jika yang diperhatikan bahasa sasaran hasil penerjemahannya bisa menghasilkan pengkhianatan, maka diperlukan keseimbangan diantara keduanya.

Ada pula penerjemahan sebagai pengalihan gagasan, hal ini sesuai dengan penerjemahan sebagai seni, penerjemahan ini pada intinya adalah pengalihan gagasan, bukan pengalihan bahasa, tetapi dengan keseimbangan bahasa sasaran dengan bahasa sumber, baik di tingkat kata (leksem), bentuk kata (morfologi), maupun di tingkat stuktur kalimat (sintaksis).

Definisi ini bisa untuk sebuah penerjemahan sebagai proses keterampilan.definisi ini juga bisa disebut bermasalah jika penerjemahan dilihat sebagai sebuah ilmu. Karena sebagai sebuah ilmu entitas penerjemahan terkait dengan seperangkat prinsip, konsep, teori.

Sebagai sebuah ilmu yang independen, penerjemahan mempelajari metode - metode teknik, juga prinsip, dan teori pengalihan gagasan dengan memperhatikan secara seimbang bahasa sasaran dan bahasa sumber, baik lisan maupun tulisan, baik di tingkat kata, maupun di tingkat struktur kalimat. Bahkan juga hubungan antar kalimat yang membentuk wacana sehingga hasilnya bukan hanya sohih, melainkan juga sebagai karya terjemahan yang baik. Dengan contoh hasil terjemahan, tidak terasa karya itu sebagai karya terjemahan, seolah hasil terjemahan yang dibaca itu sebagai teks asli. Karakter penerjemahan yang baik ini juga harus dijadikan ukuran dalam kritik terhadap sebuah hasil penerjemahan.

Penerjemahan sebagai ilmu sudah memenuhi syarat, karena objek matrialnya adalah bahasa sumber dan bahasa sasaran, dan objek formalnya adalah pesan yang akan disampaikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline